REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG UTARA -- Tim Inspektorat Komoditas Tebu PTPN Grup menginspeksi industri gula yang dikelola PTPN VII melalui anak perusahaannya PT Buma Cima Nusantara (BCN). Dalam kesempatan itu, BCN mengungkapkan kendala yang mereka hadapi di musim giling kali ini.
Direktur PT BCN Putu Sukarmen menyebutkan, ada kendala power house di pabrik yang sedang berjalan. Dia mengakui, meski tetap bisa berjalan melakukan giling, dengan kendala kekurangan daya sekitar 500 KVA, kapasitas giling terpasang tidak dapat terpenuhi.
Kendala itu sudah BCN berusaha antisipasi sejak sebelum bukan giling dengan pengadaan power house. Namun, setelah berjalan beberapa hari giling, ada kendala pada suplai ke gear box.
"Vendor sudah bekerja keras untuk memperbaiki, tetapi belum berhasil,” kata Putu.
Kepala Inspektorat Komoditas Tebu PTPN Grup Daniyanto mengatakan, PTPN memasang target rendemen 6,7 persen dan angka itu sangat konservatif.
"Kita harus berani optimistis lebih tinggi, tentu dengan kerja keras," kata Daniyanto.
Ia menjelaskan, hasil akhir suatu produk itu bukan parsial atau segmented, melainkan simultan. Pabrik bisa mendapatkan produktivitas yang tinggi, rendemen maksimal, dan proses yang lancar harus dimulai dari awal sampai akhir.
Di proses olah tanah sampai kemudian digiling menjadi gula. "Kalau dari awal sudah salah, ya akan sulit semua prosesnya," kata Doni.
Tim Inspektorat Komoditas Tebu PTPN Grup juga meninjau pabrik yang sedang beroperasi. Mereka mengecek semua fasilitas dan performa mesin dengan kapasitas terpasang 7.000 TCD (ton cane per day atau ton tebu per hari) itu.