REPUBLIKA.CO.ID, Bilal bin Rabah, merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia. Kemuliaan Bilal tak hanya karena azannya, jejak langkah Bilal pernah didengar Rasulullah SAW di dalam surga. Sebuah penghargaan yang sangat tinggi bagi setiap orang yang beriman.
Suatu hari, pada waktu Subuh, Rasulullah SAW berbincang-bincang dengan Bilal bin Rabah.
يا بلالُ حدِّثْني بأرجى عمَلٍ عمِلْتَه عندَكَ في الإسلامِ فإنِّي سمِعْتُ اللَّيلةَ خَشْفةَ نَعليكَ بَيْنَ يدَيَّ في الجنَّةِ ) فقال : ما عمَلٌ عمِلْتُه أرجى عندي أنِّي لَمْ أتطهَّرْ طُهورًا تامًّا في ساعةٍ مِن ليلٍ أو نهارٍ إلَّا صلَّيْتُ لربِّي
Rasul berkata, “Wahai, Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya, yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya, aku pernah mendengar suara telapak langkah (jalan)-mu di hadapanku di surga.
Bilal menjawab, Wahai, Rasulullah, sesungguhnya aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan aku akan menunaikan sholat yang diwajibkan bagiku untuk mengerjakannya.”
Jadi, setiap selesai melaksanakan wudhu, Bilal senantiasa melakukan sholat dua rakaat, yakni sholat sunat wudhu. Perbuatan itu senantiasa dilakukannya dalam setiap kesempatan. Selain itu, ia juga termasuk orang yang senantiasa memelihara (dawam) wudhu, yakni setiap batal, dia akan langsung berwudhu.
Semasa hidupnya, Bilal telah meriwayatkan 44 hadits dari Nabi SAW. Di antaranya, Rasulullah bersabda:
عليكمْ بقيامِ الليلِ فإنَّه دأبُ الصالحينَ قبلكمْ، و قربةٌ إلى اللهِ تعالى، و منهاةٌ عنِ الإثمِ، و تكفيرٌ للسيئاتِ، و مطردةٌ للداءِ عنِ الجسدِ
“Hendaklah kalian menunaikan sholat malam (tahajud) karena sholat malam adalah tradisi (kebiasaan) orang-orang saleh sebelum kalian. Sesungguhnya, sholat malam adalah amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, dapat mencegah dari perbuatan dosa, mengampuni dosa-dosa kecil, dan menghilangkan penyakit dari badan.” (HR Tirmidzi).
Selain sebagai muazin, Bilal juga pernah menjabat sebagai bendahara Rasulullah di baitul mal. Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Tentang Bilal, Rasulullah SAW mengatakan, “Bilal adalah seorang penunggang kuda yang hebat dari kalangan Habasyah. (HR Ibnu Abi Syaibah dan Ibn Asakir).
Bilal meninggal dunia di Damaskus pada 20 H. Jasadnya dimakamkan di sana. Namun, ada riwayat yang menyebutkan bahwa jasad Bilal dimakamkan di wilayah Halb.