Senin 10 Aug 2020 05:40 WIB

Puluhan Orang Meninggal karena Banjir dan Longsor di Korsel

Di Korsel, puluhan orang meninggal karena banjir.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Puluhan Orang Meninggal karena Banjir dan Longsor di Korsel. Foto ilustrasi: Banjir di Korea
Foto: pesatnews.com
Puluhan Orang Meninggal karena Banjir dan Longsor di Korsel. Foto ilustrasi: Banjir di Korea

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Musim hujan terpanjang di Korea Selatan selama tujuh tahun terakhir menyebabkan banjir dan longsor pada Ahad (9/8). Dalam bencana itu, sedikitnya 30 orang dinyatakan meninggal dan 12 orang lainnya masih dinyatakan hilang setelah 46 hari hujan lebat.

Tak hanya itu, menurut kantor berita Yonhap mengutip Al Jazeera Ahad (9/8) hampir enam ribu orang juga telah dievakuasi hingga ahad ini. Mengutip Markas Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan, Yonhap melaporkan ada delapan orang lainnya yang terluka dalam musibah itu.

Baca Juga

Korban tersebut, belum termasuk korban lainnya dari tiga kapal yang dilaporkan terbalik di Bendungan Uiam di Chuncheon, 85 kilometer timur Seoul. Kecelakaan yang dikategorikan sebagai kecelakaan laut itu, menyebabkan tiga orang meninggal dan tiga lainnya hilang pada Ahad ini.

Lebih jauh, Yonhap menyebut, ada lebih dari 5.900 orang dari 11 provinsi dan kota meninggalkan rumah mereka, dan sekitar 4.600 dari mereka tetap berada di tempat penampungan sementara setelah peringatan bencana.

Selain korban jiwa, banjir dan longsor juga disebut mengancam lahan pertanian sekitar. Diperkirakan sekitar 9.300 hektare lahan pertanian tergenang atau terkubur. Selain dari 9.500 laporan kasus kerusakan fasilitas umum dan swasta lainnya.

Menurut kantor berita Reuters, sekitar 100 meter tanggul juga runtuh di Sungai Seomjin di tepi selatan semenanjung pada Sabtu kemarin. Kejadian itu menyebabkan banjir di daerah tersebut, yang menyebabkan sekitar 1.900 orang dievakuasi di provinsi itu, termasuk sekitar 500 lainnya dari sekitar sungai.

Badan kehutanan negara telah menaikkan peringatan tanah longsor ke level tertinggi di setiap wilayah, kecuali pulau Jeju.

Di Gokseong, provinsi Jeolla Selatan juga dilaporkan terjadi bencana serupa. Ada lima rumah terkubur dalam bencana longsor Jumat lalu dari sebuah gunung di belakang sebuah desa. Dalam kejadian itu, korban jiwa sedikitnya ada lima orang. Sementara tiga lainnya disebut selamat.

Mengantisipasi itu Yonhap menuturkan, ada 12 penerbangan lokal yang dibatalkan di bandara regional Gwangju dekat ujung barat daya semenanjung setelah landasan pacu terdampak banjir. Bencana banjir juga membuat Kota Seoul memperingatkan warganya untuk menjauh dari ruang bawah tanah, lembah dan sungai, mengingat intensitas hujan yang masih lebat.

Bahkan, Jangmi, topan tropis kelima musim ini, diperkirakan akan melanda wilayah selatan Semenanjung Korea mulai Senin besok. Akibatnya, bencana itu diperkirakan akan mengirim lebih banyak hujan di daerah yang saat ini masih dilanda banjir.

Sebagai informasi, musim hujan terpanjang di Korea Selatan yang tercatat adalah 49 hari pada 2013 silam. Prakiraan cuaca saat ini memperkirakan bahwa musim hujan tahun ini dapat berlangsung lebih lama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement