REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa tahun belakangan, kita disuguhi oleh banyak ramalan tentang akhir kehidupan (kiamat). Banyak buku berbicara mengenai tema ini. Kata buku-buku itu, ramalan ini bukan tanpa dasar.
Bangsa Maya, salah satu suku di pedalaman Amerika Tengah, memiliki kalender hari kiamat. Berita terbaru menyebutkan bahwa suku Maya sudah meralat dan mengklarifikasi kalender tentang kiamat tersebut. Bagaimanakah seharusnya umat Islam melihat permasalahan ini?
Suatu hari, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril menemui Rasulullah SAW guna mengajarkan beberapa hal tentang agama kepada umatnya, salah satunya tentang hari kiamat. Jibril bertanya, ''Kapankah hari kiamat itu?'' Rasulullah menjawab, ''Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.'' (HR Bukhari-Muslim).
Dalam Alquran, Allah berfirman tentang hal-hal gaib yang tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali Dia. ''Sesungguhnya, Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dia-lah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan, tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan, tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengawasi.'' (QS Luqman [31]: 34).
Hari kiamat atau bisa juga disebut dengan hari akhir adalah hari ketika alam semesta hancur. Kehancuran yang luar biasa dan masif. Tidak ada yang selamat dari kehancuran ini.
Inilah yang disebut dalam bahasa agama dengan kiamat kubro: kiamat besar yang mengakhiri kehidupan dunia dan berganti dengan kehidupan akhirat. Pada hari itu, semua makhluk hidup mati, kecuali Allah Yang Mahahidup. ''Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan, tetap kekal zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.'' (QS Arrahmaan [55]: 26-27).
Hari kiamat pasti terjadi. Adapun mengenai waktu pastinya, tidak ada seorang manusia pun yang mengetahuinya. Bahkan, Rasulullah sendiri tidak diberi tahu waktunya, apalagi manusia biasa. Ramalan manusia, dengan berbagai argumen ilmiahnya, hakikatnya merupakan dugaan, tidak mungkin dijadikan pegangan atau keyakinan.
Ramalan tentang kiamat hanya bisa dijadikan sebagai peringatan tambahan kepada manusia agar senantiasa mengingat Allah. Kiamat bisa saja terjadi hari ini, besok, lusa, dan kapan pun jika Allah berkehendak. Pesan penting dari dirahasiakannya hari kiamat adalah agar manusia selalu waspada dan mawas diri untuk tidak terlena dengan kenikmatan duniawi.