Rabu 12 Aug 2020 21:08 WIB

Polisi Tunggu Dokter Ahli Terkait Kematian Hendri

Hendri tewas setelah menjalani pemeriksaan di Satres Narkoba Polresta Barelang, Batam

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Agus Yulianto
Korban meninggal dunia (ilustrasi)
Foto: www.123rf.com
Korban meninggal dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian hingga kini masih belum memberikan keterangan jelas terkait penyebab kematian Hendri Alfred Bakarie yang diduga dianiaya personel Sat narkoba Polres Barelang. Kepolisian mengklaim masih menunggu pemeriksaan ahli. 

“Kita serahkan ke dokter ahli yang bisa simpulkan,” kata Kapolresta Barelang Kombes Purwadi Wahyu Anggoro, saat dikonfirmasi. 

Purwadi yang tinggal menunggu waktu penyerahan terima jabatan sebagai Kapolresta Barelang setelah mendapat Telegram rotasi ini mengaku, enggan berpolemik terkait kasus Hendri ini. 

Adapun soal kepala Hendri yang dibungkus plastik, dia mengklaim hal itu merupakan wewenang rumah sakit. "Sesuai prosedur covid-19. Itu adalah wewenang rumah sakit,” ujar Purwadi.

Untuk diketahui Hendri Alfred Bakarie meninggal dunia pada Sabtu (8/8) pukul 07.13 WIB. Ia tewas setelah menjalani pemeriksaan di Satres Narkoba Polresta Barelang, Batam. Keluarga membeberkan kronologi meninggalnya Hendri.

Adik Hendri, Christy Bakari menceritakan, pada 6 Agustus 2020 sekira pukul 15.00 WIB, Hendri ditangkap di Kawasan Belakang Padang, Batam karena diduga terlibat dalam tindak pidana narkotika. Kemudian, lanjut Christy, pada Jumat (7/8) polisi mendatangi rumah Hendri untuk melakukan penggeledahan. 

Pada Sabtu (8/8) dini hari, sekira pukul 1.00 penggeledahan polisi berlanjut ke rumah rekan Hendri. Menurut Christy, Hendri sudah lemas tak sanggup berdiri tegak lantaran tak diberi minum. Hendri sampai harus meminta minum ke orang yang ada di sekitar lokasi penggeledahan.

Lalu pada Sabtu pagi sekira pukul 7.00 pagi, Hendri diketahui sudah tidak bernyawa. Christy menceritakan bahwa keluarga baru diberi tahu soal kematian Hendri pada siang hari sekira pukul 11.00 WIB. Keluarga mendatangi RS Budi Kemuliaan beberapa jam setelahnya untuk melihat jenazah Hendri.

Hendri ditemukan dalam kondisi kepala diperban dan dibungkus plastik serta badan yang penuh memar. Christy mendengar, bahwa alaaan dibungkus adalah karena Covid-19. Namun, Christy membantah, adanya gejala Covid-19, termasuk sesak napas maupun asma. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement