REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) Israel mengatakan para peretas yang berafiliasi dengan pemerintah Korea Utara (Korut) menyerang lembaga pertahanan mereka. Peretas mencoba mendapatkan akses ke basis data industri pertahanan tertinggi Israel.
Kemhan Israel mengatakan para peretas membujuk pegawai industri pertahanan dengan menawarkan lowongan pekerjaan palsu. Kemhan menambahkan para peretas membuat profil LinkedIn palsu.
"Anggota kelompok itu menggunakan berbagai teknik peretasan, termasuk rekayasa sosial dan meniru," kata Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataannya seperti dilansir the Times of Israel, Kamis (13/8).
Dalam pernyataannya Kementerian Pertahanan Israel mengatakan upaya peretasan dilakukan Lazarus Group. Mereka menegaskan serangan siber berhasil digagalkan dan tidak ada informasi sensitif yang berhasil diambil.
"Para penyerang meniru manajer, CEO, dan pemimpin departemen Sumber Daya, seperti perwakilan perusahaan internasional dan mengontak pekerja industri pertahanan di Israel. Tujuannya untuk membahas dan membujuk mereka dengan berbagai tawaran pekerjaan," kata Kemhan Israel.
Kemhan Israel menjelaskan saat mengirimkan tawaran pekerjaan, para penyerang mencoba masuk ke dalam komputer pegawai-pegawai industri pertahanan Israel. Mereka mencoba menyusup ke dalam jaringan dan mengumpulkan data sensitif.
"Peretas juga menggunakan situs resmi sejumlah perusahaan untuk meretas sistem mereka," tambah Kemhan Israel.
Belum diketahui berapa banyak pegawai industri pertahanan yang menjadi target incaran serta kapan serangan ini terjadi dan di mana para pegawai itu bekerja. Kemhan Israel menegaskan upaya peretasan berhasil terungkap saat itu juga. Mereka mengatakan 'tidak ada kerusakan atau disrupsi yang terjadi pada jaringan mereka'.
Namun di Twitter, jurnalis Ronen Bergman menulis sejumlah pejabat pertahanan Israel khawatir ada informasi sensitif yang bocor. Kemhan Israel hanya mengidentifikasi pelakunya adalah kelompok siber internasional bernama 'Lazarus', sebuah organisasi yang didukung pemerintah negara asing.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) telah mengidentifikasi Lazarus. Mereka dianggap sebagai badan intelijen pemerintah Korut.