REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Ada yang menyatakan bahwa Rohingya berasal dari kata ‘Raham’ dalam bahasa Arab. Pada masa pemerintahan Raja Mahayndi Chandra, beberapa kapal Arab hancur di sepanjang pantai Arakan. Para pedagang Muslim memohon bantuan dengan mengucapkan Raham, Raham, Raham yang secara literal berarti mohon belas kasihan. Secara bertahap, kata Raham berubah menjadi Rhohang dan akhirnya mereka diberi nama Rohingya yang kemudian menjadi ibu kota Arakan.
Pandangan ini pertama kali diungkapkan oleh penulis Rohingya, Khalilur Rahman, dalam makalahnya “Tarik-i-lslam Arak an & Burma”. Akan tetapi, pendapat Rahman ditolak oleh Jahiruddin Ahmed dan Nazir Ahmed, mantan presiden dan sekretaris Konferensi Muslim Arakan.
Mereka berpendapat bahwa beberapa ratus Muslim yang berada di sepanjang pantai laut dekat Akyab, yang disebut ‘Thambu Kya’ diklaim sebagai Rohingya, adalah keturunan penduduk Ruha di Afghanistan. Alasannya adalah para penakluk Muslim Bengal yang mengirimkan seorang Muslim ber nama Arakanas Ruhang atau Roshang menuju Arakan adalah penduduk Ruah, sebuah distrik di Ghore Af ghanistan. Pendapat lain menga takan istilah Roang/Rohang/ Ro shang adalah nama lain dari Mrohaung, ibu kota Arakan masa lalu. Penduduk yang tinggal di Rohang atau Roshang diperlakukan sebagai Ro shangee atau Rohingya.