REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kaum muda identik dengan semangat dan etos perjuangan yang berkobar. Namun, kini bukan urusan mudah menjaga hal yang amat istimewa pada diri kaum muda itu. Derasnya arus digital yang ditangkap secara kontraproduktif banyak menyeret kaum muda tenggelam dalam kesia-siaan.
"Kaum muda saat ini membutuhkan kehadiran para pioner dalam kebaikan yang membawa kebermanfaatan, ruang ini harus diisi oleh segenap anggota, kader dan pengurus Pemuda Hidayatullah," terang Ketua Umum Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi kala memberi sambutan pembukaan dalam Muswil (Musyawarah Wilayah) Pemuda Hidayatullaj DOY dan Jateng Bagian Selatan (Bagsel) VII, Ahad (16/8).
Muswil itu mengangkat tema "Meneguhkan Visi Pemuda Menuju DIY-Jateng Bagsel yang Unggul dan Berperadaban." Acara ini digelar selama sehari (16 Agustus 2020) di Pesantren Hidayatullah Yogyakarta.
"Musyawarah Wilayah ini harus kita maknai sebagai proses yang menjadikan kita semakin matang dalam pemikiran, tangguh dalam gerakan dan bermanfaat dalam kiprah," imbuh Imam Nawawi menegaskan seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Acara yang dihadiri puluhan peserta dari daerah se-DIY dan Jawa Tengah Bagian Selatan itu berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang diberlakukan di masa pandemi ini.
Sementara itu, Ketua DPW Hidayatullah dan Jateng Bagsel, Ustadz M Syakir Syafi'i mendorong agar kaum muda memiliki visi hidup yang mulia, yakni visi hidup berperadaban.
"Pemuda harus bervisi peradaban, yang itu berarti mulai dari ilmu hingga kekayaan harta harus dimiliki untuk didayagunakan sepenuhnya menolong agama Allah. Sebagian harus bergerak menempa diri menjadi ulama, penguasa (yang adil) dan aktivis yang idealis," urainya.
Kaum muda pada akhirnya akan dikenang karena peran dan kiprahnya, bukan kedudukannya dalam struktur organisasi.
"Nilai kaum muda pada akhirnya akan ditentukan pada peran dan kiprah yang dilakukan, bukan jenjang atau level kedudukan dalam kepemimpinan atau struktur organisasi," jelasnya.