REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan dan Amerika Serikat menunda latihan militer gabungan selama dua hari. Pasalnya ada seorang peserta dari Korsel positif tertular COVID-19.
"Latihan militer gabungan itu mulanya dijadwalkan berlangsung pada Minggu, tetapi diundur sampai Selasa, mengingat situasi yang terjadi akibat Covid-19," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Ahad.
Kantor berita resmi Korsel, Yonhap, melaporkan, salah seorang tentara Angkatan Darat Korsel yang juga menjadi peserta latihan gabungan dinyatakan positif tertular COVID-19, Jumat,
Rangkaian latihan gabungan antara militer AS dan Korsel diawasi ketat oleh Korea Utara,. Latihan itu dianggap sebagai persiapan perang. Penyelenggaraan latihan gabungan itu telah dikurangi demi membuka jalan untuk perundingan pemberhentian program nuklir Korut yang dimediasi oleh Amerika Serikat.
Intensitas latihan militer gabungan tahun ini juga akan dikurangi. Tentara AS tidak akan diterbangkan ke Korsel mengingat adanya pembatasan perjalanan akibat Covid-19.
Program latihan tahun ini, yang akan berlangsung sampai 28 Agustus, akan fokus mengombinasikan berbagai strategi pertahanan. "Sementara latihan untuk peralihan kekuasaan untuk operasional perang dari AS ke Korsel hanya akan dilakukan setengahnya," kata kepala staf gabungan dua pihak dalam pernyataan bersama.
Korsel dan AS sebelumnya membatalkan latihan militer gabungan pada musim semi karena pandemi Covid-19.