Senin 17 Aug 2020 04:45 WIB

Tingkatkan Risiko Covid-19, Warga Spanyol Dilarang Merokok

Larangan merokok terutama dilakukan di tempat umum seperti restoran dan bar

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Friska Yolandha
Berbagai wilayah di Spanyol menerapkan larangan merokok. Larangan ini dibuat karena merokok berkaitan dengan peningkatan risiko penularan Covid-19.
Foto: AP Photo/Manu Fernandez
Berbagai wilayah di Spanyol menerapkan larangan merokok. Larangan ini dibuat karena merokok berkaitan dengan peningkatan risiko penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai wilayah di Spanyol menerapkan larangan merokok. Larangan ini dibuat karena merokok berkaitan dengan peningkatan risiko penularan Covid-19.

Larangan merokok ini berlaku di tempat-tempat umum bila jaga jarak fisik tak bisa dilakukan. Beberapa di antaranya adalah restoran dan bar.

Baca Juga

Wilayah pertama di Spanyol yang menerapkan larangan ini adalah Galacia. Larangan ini diumumkan pada Rabu lalu setelah para ahli memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah setempat.

Langkah ini lalu diikuti oleh Kepulauan Canary. Pemerintah Kepulauan Canary melarang merokok di luar ruangan di mana jaga jarak fisik tak bisa dijamin. Selain itu, pemerintah Kepulauan Canary juga mewajibkan penggunaan masker di tempat-tempat publik.

Beberapa wilayah lain juga dikabarkan sedang mempertimbangkan penerapan larangan merokok. Tiga di antaranya adalah Madrid, Andalusia, dan Valencia.

Larangan merokok yang dilakukan beberapa wilayah di Spanyol mendapatkan dukungan oleh Kementerian Kesehatan Spanyol. Bulan lalu, Kementerian Kesehatan Spanyol juga sudah menyoroti adanya hubungan antara merokok dan peningkatan penyebaran virus corona.

Peningkatan ini bisa terjadi karena orang yang merokok akan mengeluarkan droplet saat menghembuskan asap. Bila perokok tersebut merupakan orang yang terinfeksi, maka droplet yang mereka keluarkan saat menghembuskan asap rokok juga akan membawa virus.

Selain itu, perokok juga memiliki risiko yang lebih besar untuk tertular. Alasannya, kegiatan merokok memungkinkan tangan perokok untuk lebih mudah menyentuh area wajah. Merokok juga akan membuat perokok menjadi lebih sering membuka masker mereka saat di luar rumah agar bisa merokok.

"Telah terbukti juga bahwa penggunaan tembakau, dalam bentuk apa pun, memperburuk jalannya penyakit pernapasan," ungkap Kementerian Kesehatan Spanyol dalam pernyataan resmi, seperti dilansir BBC, Ahad (16/8).

Berdasarkan bukti ilmiah yang ada saat ini, Kementerian Kesehatan Spanyol mengatakan merokok berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap gejala berat bila terinfeksi Covid-19. Peningkatan risiko ini akan semakin besar bila perokok tak melakukan batasan-batasan seperti jaga jarak fisik.

Selain berisiko terhadap gejala Covid-19 yang lebih berat, perokok juga cenderung lebih mudah untuk terkena infeksi pernapasan. Para dokter juga mengingatkan bahwa perokok berisiko lebih besar mengalami komplikasi seperti pneumonia ketika terkena infeksi pernapasan.

"Saya tahu (larangan) ini merupakan langkah yang kurang disukai perokok. Tapi kita berada dalam situasi yang luar biasa," papar anggota komite klinis yang menjadi penasihat pemerintah Alberto Fernandez Villar.

Selain Spanyol, Afrika Selatan juga telah melarang penjualan tembakau sejak Maret lalu. Di Inggris, survei menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang berhenti merokok setelah pandemi Covid-19 terjadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement