Selasa 18 Aug 2020 18:54 WIB

Hakikat Kemerdekaan bagi Seorang Hamba

Hakikat merdeka adalah melepaskan diri dari penghambaan kepada makhluk.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Hakikat Kemerdekaan bagi Seorang Hamba. Foto: Upacara bendera hari kemerdekaan RI (ilustrasi)
Foto: BNPT
Hakikat Kemerdekaan bagi Seorang Hamba. Foto: Upacara bendera hari kemerdekaan RI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hakikat kemerdekaan yang sebenarnya bagi seorang hamba merupakan melepaskan diri dari penghambaan diri kepada makhluk. Hal tersebut disampaikan Ustadz alumni Ma'had Al-Ilmi Yogyakarta, Raehanul Bahraen, dalam video singkat di akun Youtube miliknya.

"Yaitu tidak menyembah dan tidak bergantung hati kepada makhluk seperti pohon keramat, benda kramat, jimat, jin dan sebagainya," kata Ustadz yang juga Spesialis Patologi Klinik dari Univeristas Gajah Mada ini.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, hakikat kemerdekaan merupakan merdeka dari menjadi hamba, dan budak hawa nafsu ketamakan. Salah satunya yakni budak dunia, dan budak harta.

"Dunia dan harta telah memperburuk kita dengan mengatakan, Carilah harta yang banyak, kita pun mengatakan ya. Carilah harta tersebut kalau perlu lembur kita pun mengiyakan. Carilah harta tersebut kalau perlu halalkan berbagai cara, kita pun mengiyakan. Kalau kita masih diperbudak harta dan dunia maka kita belum merdeka," ucapnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ، وَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ

"Celaka hamba budak dinar, Celaka hamba budak dirham" (Hadits riwayat Al-bukhari)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement