Jumat 21 Aug 2020 05:45 WIB

Pakar Sebut Tata Kelola Manajemen adalah Induk Keberhasilan

Robertus Maria Bambang menuangkan pemikirannnya di berbagai buku.

Ilustrasi mengelola keuangan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi mengelola keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr. Robertus Maria Bambang Gunawan, S.H, M.M, M.Kn bersyukur atas kiprahnya sebagai profesional berpengalaman di berbagai bidang usaha. Robertus lama berkecimpung di perbankan, multifinance, pertambangan serta dirinya pun dikenal luas sebagai akademisi aktif.

Buku hasil buah pemikirannya, "Good Governance, Risk Management and Compliance" yang tersebar di beberapa toko buku ternama memberikan sejumlah tips soal manajemen keungan kepada pemerintah. Komisaris Utama di PT. Sarana Global Finance Indonesia serta Komisaris Utama PT Binuang Mitra Bersama ini mengatakan, gemar memberikan masukan bagi pemerintah.

Sosok yang masih aktif sebagai dosen pascasarjana program MM dan MARS aktif di Universitas Pelita Harapan ini menilai butuh tata kelola yang rapi agar suatu entitas usaha keuangan mencapai target yang ditetapkan.

"Tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan adalah ketentuan induk yang menaungi pendekatan organisasi melintasi ketiga bidang ini," ujar Robertus di Jakarta, Kamis (20/8).

photo
Robertus Maria Bambang Gunawan - (Dok. Pri)

Robertus juga gemar memberikan masukan masukan positif kepada pemerintah melalui beberapa tulisan. Ia kemudian membahas sejumlah ketidakmampuan beberapa lembaga keuangan baik swasta maupun BUMN yang tak mampu menunaikan kewajiban. Misalnya, perusahaan asuransi yang tak sanggup membayat premi.

“Dalam momentum penerapan manajemen risiko terintegrasi dan tata kelola terintegrasi, pelaksanaan tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan sudah merupakan solusi dan kebutuhan mendesak konglomerasi industri keuangan nasional, dalam mencapai compliance atas aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagian besar induk perusahaan ini adalah bank dengan anak perusahaan yaitu bank, sekuritas, multifinance, dan asuransi,” kata dia.

Lebih lanjut Robertus memaparkan, upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kompetisi konglomerasi industri keuangan perlu disusun berdasarkan arsitektur. Ini semua, kata dia, harus terintegrasi bagi industri jasa keuangan nasional ke dalam suatu kerangka kerja yang komprehensif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement