REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pada hari ini mengikuti pembukaan sekolah partai yang dilaksanakan secara virtual di Jakarta. PDIP menyatakan, tidak memberikan perlakukan istimewa kepada Gibran meski berstatus sebagai putra Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di hadapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto serta petinggi lain, dan para calon kepala daerah lain, Gibran sempat menyatakan siap melakukan push up jika dianggap melanggar aturan kedisiplinan sekolah tersebut. Hasto pun bertanya kepada Gibran soal kesiapannya mengikuti sekolah partai.
"Siap Pak. Saya sudah tidak sabar untuk menyerap ilmu dari para senior-senior partai," jawab Gibran.
Lalu Hasto menjelaskan, bahwa akibat pandemi Covid-19, sekolah partai kali ini berbeda dengan sekolah di tahun sebelumnya yang dilaksanakan di Wisma Kinasih Depok.
Dahulu, setiap peserta wajib bangun jam 05.00 pagi untuk ikut olahraga. Setelahnya semua peserta akan bersama-sama digembleng di dalam kelas dari aspek ideologi.
"Jadi semua acara baru selesai jam 22.00 dengan kepala sekolah yang begitu kokoh dengan disiplin tidak pernah membedakan seseorang karena semua berstatus peserta sekolah Partai. Jadi mas Gibran siap memenuhi seluruh ketentuan disiplin?" tanya Hasto.
"Siap Pak," jawab Gibran.
Hasto lalu bertanya apakah Gibran sudah menerima bahan materi awal berupa buku elektronik (e-book), dan Gibran mengakuinya. Baginya, e-book itu bahkan lebih praktis dibanding buku berbentuk hard copy. Lalu, Hasto meminta Gibran memberikan contoh kedisiplinan dalam melaksanakan sekolah partai itu.
"Nanti Mas Gibran juga harus memberikan contoh, tidak boleh on-off, tetapi kemudian orangnya enggak ada. Itu juga enggak boleh," kata Hasto.
"Baik Pak," jawab Gibran.
"Yang penting Mas Gibran sudah siap ya. Sekolah kita ini tegas sekali ini. Kalau tidak disiplin harus push-up ini, siap enggak mas?" tanya Hasto lagi.
"Siap Pak, Siap," jawab Gibran.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP bidang kehormatan Komaruddin Watubun, yang juga Kepala Sekolah Partai, juga menegaskan aturan kedisiplinan tersebut.
"Sekolah partai ini punya konsekuensi terberat jika aturan disiplin dilanggar. Maka itu DPP belum serahkan KWK. Kita mendisiplinkan diri selama sekolah partai ini. Ini membedakan sekolah di PDI Perjuangan dengan parpol lain. Selamat bergabung dan saya harap anda bisa menyesuaikan dengan tradisi PDI Perjuangan," kata Komaruddin di hadapan para peserta.