REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Virus corona beredar empat kali lebih banyak di antara orang-orang di bawah 40 tahun di Prancis daripada di antara orang-orang berusia 65 tahun. Namun, Menteri kesehatan Prancis juga memperingatkan bahwa penularan sedang meningkat di antara orang tua dan lebih rentan.
"Kita berada dalam situasi berisiko," kata Menkes Prancis, Olivier Veran, Ahad (23/8).
Dia menambahkan, jumlah kasus yang lebih tinggi yang terdeteksi tidak hanya karena lebih banyak pengujian.
Seperti Presiden Emmanuel Macron, Veran mengesampingkan perlunya karantina total lagi untuk memerangi penyebaran penyakit. Namun dia mengatakan tindakan lokal dapat diambil karena kasus berkembang di Prancis dan di tempat lain.
"Ini bukan pengecualian Prancis, ini dinamika Eropa," kata Veran.
Prancis melaporkan kenaikan 3.602 infeksi Covid-19 baru selama 24 jam terakhir pada Sabtu, kenaikan yang lebih kecil dari hari sebelumnya. Namun di awal pekan ini, jumlah kasus harian mencapai titik tertinggi pasca-karantina wilayah.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan perawatan intensif terus meningkat. Veran mengatakan kontaminasi silang antara kelompok populasi, yaitu orang yang lebih muda antara usia 2 hingga 40 tahun dan yang lebih tua, sudah terjadi.
"Langkah-langkah baru akan segera diterapkan," kata Veran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Menurut Veran, pesta dan pertemuan di mana aturan jarak sosial tidak diindahkan sekarang menjadi sumber utama penularan. Ini berlawanan dengan kasus sebelumnya di musim panas ketika penularan banyak terjadi di tempat kerja.
Dalam banyak kasus, pembawa virus yang lebih muda tidak menunjukkan gejala atau menderita lebih sedikit komplikasi.
Polisi di Paris bersiap untuk kemungkinan perayaan sepak bola pada Ahad malam saat Paris St Germain menghadapi Bayern Munich di final Liga Champions. Para pejabat mengatakan mereka akan mengenakan masker dan mendistribusikan perlengkapan pelindung di situs-situs seperti jalan Champs Elysee.