REPUBLIKA.CO.ID, KEEROM -- Pemerintah Kabupaten Keroom di Provinsi Papua memberikan bantuan bibit bawang merah dan pestisida kepada petani, yang kehabisan modal lantaran harga jatuh sebelum pandemi Covid-19 dan serangan ulat serta penyakit moler.
Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) Distrik Skanto bertindak cepat dipimpin Dwi Purwaningsih, untuk melakukan pengawalan dan pendampingan budidaya bawang merah bagi para petani setempat.
Dwi Purwaningsih mengatakan Distrik Skanto merupakan sentra produksi bawang merah, yang menjadi pemasok utama ke Pasar Sentral di Kabupaten Keroom maupun Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura."Harga jual di tingkat petani rata-rata Rp 25 ribu per kg, dari sebelumnya di kisaran Rp 55 ribu per kg," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keroom, Sunar mengingatkan seluruh penyuluh di Distrik Skanto agar mengawal dan mendampingi semaksimal mungkin atas bantuan bibit dari anggaran bantuan pandemi.
"Kegiatan ini harus berhasil. Hasilnya bermanfaat bagi petani bawang merah terdampak Covid-19. Kegiatan tersebut didukung dana Covid, sehingga harus berhasil mengatasi kesulitan petani," kata Sunar.
Kegiatan budidaya diawali penetapan calon petani calon lahan (CPCL) pada April dan Mei 2020. Dilanjutkan penyerahan bibit dari pihak ketiga ke Dinas Pertanian Keerom yang diwakili penyuluh tiap kampung mengacu wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP), untuk diteruskan kepada ketua kelompok penerima bantuan.
"Bantuan bibit varietas Bima Brebes dan pestisida untuk luasan enam hektar. Tersebar di kampung Arsopura seluas dua hektar; satu hektar di Kampung Naramben; satu hektar di Kampung Yaturaharja dan Kampung Dukwia dua hektar," kata Sunar.
Penyuluh pusat di Kementerian Pertanian RI, Siti Nurjanah selaku pendamping kegiatan penyuluhan di Provinsi Papua melaporkan bahwa langkah tersebut sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada penyuluh untuk mengawal dan mendampingi petani mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Perhatian Mentan Syahrul Yasin Limpo sangat besar terhadap petani dan penyuluh di level kecamatan hingga desa," kata Mentan Syahrul dikutip Siti Nurjanah.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengharapkan petani dan penyuluh tetap semangat, karena pertanian tidak boleh berhenti di tengah pandemi Covid-19. "Apa pun yang terjadi, pertanian tidak boleh berhenti."
Menurut Dedi Nursyamsi pangan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sekaligus menjaga stabilitas Nasional di tengah krisis Covid-19.
"Jangan abaikan Protokol Kesehatan selama di lapangan. Petani dan penyuluh wajib mengenakan masker. Jaga jarak. Hindari kerumunan. Rajin cuci tangan pakai sabun. Tujuannya menangkal Corona," katanya.