Senin 24 Aug 2020 17:37 WIB

Usaha dan Doa, Langkah Pertama Merintis Start Up

Tidak boleh ada rasa malu untuk memasarkan produk.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi Startup
Foto: Pixabay
Ilustrasi Startup

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Semua orang disebut bisa membuka banyak peluang baru bidang ekonomi pada era teknologi digital seperti sekarang. Misalnya, memiliki penghasilan dan membeli apapun dengan bantuan aplikasi gawai.

Keadaan ini melahirkan inovasi-inovasi baru dalam bisnis berbalut teknologi. CEO PT Putra Medikaltex Indonesia, Hasyim Abdullah mengatakan, transformasi digital dalam berbagai bidang sudah sangat familiar tahun ini. Namun, ia mengingatkan, langkah pertama merintis startup harus diawali niat dan doa. Keadaan itu diakui Hasyim turut dialaminya pada 2015, ketika belum ada keinginan memulai usaha apapun.

"Saya sangat menyarankan, gunakan waktu dengan baik dan jangan hanya lulus kuliah dengan keadaan biasa-biasa saja," kata Hasyim saat mengisi webinar yang digelar Internasional Program Forum FBE Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. 

Ia menuturkan, proses yang tidak kalah penting mencari, menemukan ide, dan baru membentuk tim. Hal ini bisa dijalankan ketika sudah mendapat ide atau sebaliknya, memiliki tim terlebih dulu baru membuat konsep.

"Bagi saya tim cukup 2-3 orang untuk menghindari berbagai perbedaan argumen. Yang selanjutnya kita harus eksekusi, semua konsep bisnis yang sudah diatur karena usaha tanpa eksekusi sama saja bohong," ujar Hasyim.

Hasyim juga menyarankan tahapan merintis startup dari jalan lain. Ketika ada teman yang sudah memulai duluan dan terlihat ada peluang dalam bisnis, dapat dicoba bergabung karena ini juga salah satu langkah awal merintis bisnis.

Kemudian, tidak boleh ada rasa malu untuk memasarkan produk. Saat bisnisnya masih di level warungan, Hasyim sendiri berkreasi membuatnya disajikan jadi nasi box, dan ditawarkan ke beberapa acara-acara kampus.

Untuk bisnis kuliner, ia berpendapat, cita rasa memang menjadi ciri khasnya. Namun, Hasyim menekankan, sebagus apapun produk jika pemasaran tidak handal tidak akan laku produk tersebut, bahkan kadang berlaku sebaliknya.

Hasyim menambahkan, inovasi sangat penting dalam bisnis berbalut teknologi. Sebab, misalnya tahun ini kita berpikir A, tahun selanjutnya bisa jadi ide tersebut sudah ketinggalan zaman."Sehingga, terdapat istilah inovasi atau mati. Inovasi sendiri bisa kita tiru dari bisnis lain yang kita modifikasi agar lebih baru," kata Hasyim. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement