REPUBLIKA.CO.ID, Dalam beberapa hadits, Nabi Muhammad SAW menyebutkan keutamaan surat Al-Mulk.
Di antaranya, Rasulullah SAW menuturkan, membaca surat Al-Mulk melindungi pembacanya dari siksa kubur dan menjadi perantara bagi pembacanya pada Hari Penghakiman, dengan izin Allah SWT.
Berkah surat Al-Mulk yang demikian seharusnya membuat kita semakin penasaran tentang apa yang bisa kita pelajari dan terapkan darinya.
Dalam artikel yang ditulis Hana Alasry pada laman About Islam ini, kita akan mengupas pelajaran dari surat Al-Mulk untuk memperkaya kehidupan muda kita.
Pelajaran pertama
Surat Al-Mulk adalah pendamping kamu. Manfaat Surat Al-Mulk yang dijelaskan membuat orang bertanya-tanya, jika Alquran akan bertindak sebagai sekutu untuk membela kita di saat-saat paling rentan, apakah kita memperlakukannya seperti sekutu?
Apakah kita menggunakan alasan yang digunakan banyak anak muda yaitu: ‘Saya sibuk, saya akan membahasnya nanti, saya akan menemukan waktu untuk membahas isi surat Al-Mulk’.
Kita belajar pelajaran pertama dari surat Al-Mulk bahkan sebelum kita mulai membacanya, perlakukan Alquran seperti seorang teman, habiskan waktu dengannya, dengarkan bacaan Alquran, jaga Alquran dari mereka yang memfitnahnya.
Salah satu refleksi paling kuat yang pernah saya dengar tentang Alquran adalah Alquran berdasarkan wahyu dari Allah. Alquran 'hidup' dalam arti tertentu.
Alquran berbicara kepada kita dengan cara yang Allah SWT izinkan, Surat Al-Mulk tidak terkecuali. Jadi bertemanlah dan biarkan Alquran berbicara kepada kamu.
Pelajaran kedua
Allah menciptakan kamu secara utuh. Dia (Allah) adalah satu, yang menciptakan tujuh langit, satu di atas yang lain. Kamu tidak akan pernah melihat ketidaksempurnaan dalam penciptaan Yang Mahapengasih.
Jadi lihat lagi apakah kamu melihat adanya kekurangan dalam ciptaan Allah? Bacalah Surat Al-Mulk Ayat 3 dan 4 dengan seksama.
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS Al-Mulk: 3)
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS Al-Mulk: 4)
Allah SWT menciptakan langit tanpa jeda menciptakan kamu dan jiwa kamu. Allah menjaga langit tetap utuh dan telah memberi kita semua yang kita butuhkan untuk tetap utuh di dunia ini. Dia telah memberi Alquran dan Nabi Muhammad kepada kita.
Umar bin Khattab diketahui pernah berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang tercela dan Allah menghormati kami dengan Islam. Jika kita mencari kehormatan dari apapun selain yang Allah hormati kita, Allah akan mempermalukan kita.” (Sahih: Al-Mustadrak 214).
Ini adalah pengingat indah tentang harga diri, terutama ketika kita merasa ragu atau malu dalam melakukan kewajiban seorang Muslim di depan umum. Ingat itu adalah kehormatan kita dan pahala kita ada pada Allah yang membuat kita utuh.
Pelajaran ketiga
Kamu tidak bisa menyembunyikan apa yang ada di hati kamu.
وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ ۖ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Mahamengetahui segala isi hati. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Mahamengetahui?”(QS Al-Mulk: 13-14)
Ibn Abbas merefleksikan bahwa alasan turunnya ayat ini adalah bahwa kaum Kuffar akan memfitnah Nabi Muhammad SAW dan saling mengingatkan untuk berbisik/ diam. Mereka sepertinya mengabaikan bahwa Allah mendengar semuanya.
Pelajaran dalam ayat-ayat ini tidak hanya dimaksudkan untuk Quraish. Pelajarannya adalah apakah kamu mengatakannya atau tidak, apa yang sebenarnya ada di dalam hati kamu akan keluar dan akan diketahui.
Kami tidak tahu apakah foto Instagram kamu yang menjadi sukarelawan diposting dengan tujuan untuk mempromosikan diri sendiri atau menyombongkan diri atau berbagi peluang untuk pekerjaan yang baik.
Tapi Allah tahu dan Dia akan mengungkapkan kita jika kita tidak aktif melakukan kerja dengan hati untuk memurnikan diri kita sendiri. Ini termasuk upaya praktis seperti terus-menerus bertaubat, memberikan Allah hak-Nya melalui shalat kita, menyempurnakan karakter kita melalui kata-kata yang baik, amal baik dan lain-lain.
Jangan terjebak dalam membuat profil tentang betapa baiknya kamu saat online. Bangunlah dalam kehidupan nyata dan ingat Allah mengetahui usaha atau kekurangannya.
Pelajaran keempat
Ingatlah, hanya Tuhan Yang Mahatahu
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"Dan mereka berkata: "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?" (QS Al-Mulk: 25)
قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan." (QS Al-Mulk: 26)
Nabi Muhammad SAW ditanyai secara mengejek tentang kapan Hari Penghakiman akan terjadi. Pelajaran yang kita pelajari di sini ada dua.
Kedua ayat ini mewakili tema umum dalam Alquran. Ini adalah dari Allah yang menginstruksikan Nabi tentang apa yang harus dijawab bagi mereka yang memiliki niat buruk terhadapnya dan Muslim.
Pertama, untuk tidak terpaku pada detail yang tidak Allah berikan kepada kita. Ini membutuhkan kepercayaan bahwa Allah lebih tahu, karena Allah Yang Mahamengetahui.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, seorang pria bertanya kepada Nabi kapan Hari Kiamat akan tiba. Nabi menjawab, apa yang telah kamu persiapkan untuk itu?
Pergeseran perspektif ini penting untuk sukses di dunia ini dan selanjutnya. Pergeserannya adalah fokus pada apa yang bisa kamu kendalikan daripada apa yang tidak bisa kamu kendalikan.
Kedua, bagian kedua dari pelajaran ini adalah untuk mencatat bagaimana Allah mendukung Nabi dengan memberinya respons yang tepat untuk setiap pukulan.
Dukungan ini meluas ke kita. Ayat-ayat ini (bersama dengan beberapa ayat lainnya dalam Alquran) menceritakan jawaban yang sempurna, penjelasan dan strategi untuk menjawab pertanyaan.
Pertanyaan ini mungkin dari orang lain atau mungkin pertanyaan yang kita tanyakan pada diri kita sendiri. Untuk melatih diri kamu dalam seni retorika Alquran tentu membutuhkan waktu untuk berinteraksi dengan Alquran dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
Masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik dari Surat Al-Mulk tentang tawakkal (mengandalkan Allah), rezeki, dan perkara ghaib.