REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Di tengah masa pandemi Covid-19, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tetap berupaya memunculkan objek wisata baru. Upaya tersebut untuk mendongkrak ekonomi warga.
Salah satunya kawasan Geowisata Batu Bubut di Kampung Samelang, Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, yang baru diresmikan pada Senin (24/8) lalu. Objek wisata ini menonjolkan keunikan batuan yang tertata dengan rapi di lahan sekitar 10 hektare.
''Situs bebatuan yang berada di kawasan Geopark Ciletuh- Palabuhanratu ini bisa dijadikan eduwisata dengan konsep destinasi tanpa merusak lingkungan dan bebatuannya,'' ujar Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Selasa (25/8).
Informasinya, bebatuan yang ada di Desa Mukti merupakan batuan debu gunung api yang terbentuk 20 juta tahun lalu di bawah permukaan laut. Marwan mengatakan, bebatuan yang ada di lokasi geowisata tersebut sangat luar biasa. Sehingga, batuan seperti ini harus dilestarikan, sebab mengandung sejarah peradaban.
Marwan mengajak para pemuda untuk kreatif agar lokasi geowisata itu bisa lebih menarik. Sebab, potensi ini jarang dimiliki tempat lain.
Selain itu, kata Marwan, tempat wisata harus berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Terutama dalam mengungkit perekonomian. "Masyarakat bisa ikut berjualan di sekitar lokasi wisata yang memberikan nilai tambah terhadap daya tarik wisata."
Kepala Desa Mekar Mukti, Deden mengatakan, pemanfaatan lahan dengan puluhan bebatuan unik menjadi lokasi wisata itu telah disetujui masyarakat. Selama wisata itu tidak berbau negatif. "Masyarakat, pemuda, tokoh, dan ulama saling mendukung," kata Deden. "Lahan yang berisi bebatuan ada 10 hektare, tapi baru dikelola sekitar 3 hektare."