Rabu 26 Aug 2020 13:59 WIB

Pesawat N250 Gatotkaca Sudah Mandi dan Siap Diresmikan

N250 selama ini telah menjadi ikon kemajuan teknologi bangsa Indonesia.

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Pesawat N250 Gatotkaca saat dimandikan sebelum peresmian di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Foto: dispenau
Pesawat N250 Gatotkaca saat dimandikan sebelum peresmian di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto, menerangkan, pesawat N250 Gatotkaca akan diresmikan sore ini. Setelah melalui proses pemindahan selama 10 hari, persemian akan dilakukan langsung oleh Panglima TNI.

"Sudah selesai rakitnya. Ini mau diresmikan nanti sore sama Pak Panglima TNI jam empat sore nanti," ujar Fajar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (26/8).

Proses perakitan dan dimandikan sudah selesai dilakukan kemarin. Fajar menjelaskan, seluruh proses mulai dari pembongkaran di Bandung, Jawa Barat, hingga dirakit kembali dan dibersihkan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta, memakan waktu 10 hari."Total sampai sini itu 10 hari. Dari mulai bongkar, pasang, terus sampai bersih lagi itu prosesnya 10 hari," jelas dia.

Berdasarkan akun media sosial twitter TNI AU, @_TNIAU, pesawat karya anak bangsa itu ditempatkan di pelataran museum. Sore ini Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, rencananya akan mengikuti prosesi seremoni peresmian pesawat tersebut sebagai warga baru museum TNI AU.

Sementara itu, Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) menyambut baik penyerahan pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca rancangan BJ Habibie ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.

Ketua IABIE, Bimo Sasongko, mengatakan N250 merupakan pesawat karya anak bangsa N250  selama ini telah menjadi ikon kemajuan teknologi bangsa Indonesia. IABIE memandang langkah Panglima TNI demi kesinambungan dan pengembangan aspek kedirgantaraan nasional selama ini sangat visioner.

"Salah satu langkah visioner Panglima TNI dan TNI AU adalah menempatkan Gatotkaca yang merupakan purwarupa pesawat N250 yakni PA-1 (prototype aircraft pertama) hasil rancang bangun PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Muspusdirla," ujar Bimo dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Selasa (25/8).

Bimo menyebut keputusan tersebut memang sempat menimbulkan pertanyaan besar terkait dengan manfaat dan nilai tambah tentang memuseumkan N250 mengingat selama ini publik masih melihat museum sebagai tempat yang sunyi sepi dan kurang mendapat perhatian. Namun, kata Bimo, Panglima TNI memiliki perhatian besar dan misi yang strategis untuk kemajuan bangsa. 

Kata Bimo, museum dapat menjadi wahana untuk mendongkrak daya imajinasi warga bangsa, sarana pendidikan, tempat untuk menggali inspirasi, memelihara jiwa nasionalisme dan sebagai wahana untuk melestarikan warisan berharga para tokoh bangsa.

Pesawat N250 sendiri memiliki arti, “N” sebagai Nusantara, angka dua sebagai simbol dua mesin turboprop, dan 50 adalah jumlah nominal penumpang yang dapat diangkut pesawat tersebut. Pesawat itu dapat menangkut 50-70 penumpang.

Pesawat buatan anak negeri ini mulai dirancang bangun pada 1987 dengan melibatkan 4.000 sarjana teknik. Hingga pada akhirnya, purwarupa N250 pertama yang diberi nama Gatotkaca melakukan uji terbang perdananya selama 56 menit tanpa hambatan pada 10 Agustus 1995.

Hari itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas). Selain Gatotkaca, sempat mengudara juga Krincingwesi, purwarupa kedua N250 dengan 68 penumpang pada Desember 1996. 

Bandung, Alabama, dan Stutgart pada mulanya akan dijadikan tempat sebagai produksi pesawat N250. Akan tetapi, rencana tersebut tidak pernah dilaksanakan hingga kini karena aliran dana dari pemerintah dihentikan sejak Januari 1998 karena krisis ekonomi. 

Kala itu, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF) ditandatangani dengan salah satu syaratnya penghentian proyek N250. “Dampak krisis ekonomi tahun 1998 tersebut berakibat pula pada program pesawat bermesin jet N2130, pembuatan satelit, dan pengembangan SDM,” kata Fajar. Dua purwarupa lainnya yang dirancang kala itu tak sempat dikerjakan.

N250 merupakan pesawat turboprop yang menggunakan teknologi mutakhir, yakni fly by wire system alias seluruh kendali melalui sistem komputerisasi. Baru ada tiga jenis pesawat seperti itu, termasuk N250, yang menggunakan sistem tersebut di dunia kala itu. 

Teknologi lainnya yang digunakan pesawat itu adalah full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS), engine control with full autorithy digital engine control (FADEC), dan electrical power system with variable speed constant frequency (VSCF) generator yang biasa dipakai dalam pesawat tempur.

Saat itu spesifikasi tersebut baru diterapkan pada B737-500. Desain struktur yang efisien dan kokpit yang lebih luas serta terbang lebih cepat dibandingkan dengan saingannya ATR 72 dari Prancis, De Havilland-Q 400 dari Kanada, dan MA60 dari Cina.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement