REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Sekitar 44.000 orang di benua Afrika - 45 persen di antaranya anak-anak - tercatat sebagai orang hilang. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memaparkan data itu dalam laporannya yang dirilis pada Rabu.
"Pandemi Covid-19 semakin menyulitkan kami untuk menemukan mereka," kata Sophie Marsac, penasihat regional ICRC untuk orang hilang di Afrika.
"Sementara itu, konflik, kekerasan, migrasi, dan bencana alam terus mencerai-beraikan keluarga," terang dia dalam laporan tersebut.
Sekitar 82 persen orang hilang berasal dari Nigeria, Ethiopia, Somalia, Libya, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Kamerun.
Nigeria, yang mencatat sekitar 23.000 orang hilang, adalah beban terbesar ICRC di benua itu, apalagi adanya ancaman dari teroris Boko Haram di timur laut Nigeria. Laporan ICRC diterbitkan jelang Hari Orang Hilang Sedunia yang diperingati setiap 30 Agustus.
"Ini mengingatkan kita bahwa tak terhitung banyaknya keluarga di Afrika yang sedang mencari orang-orang yang mereka cintai. Kebanyakan dari mereka adalah orang tua yang kehilangan anak mereka," kata Marsac.
ICRC pun mendesak otoritas Afrika untuk mengakui tragedi orang hilang dan melakukan segala upaya untuk menemukan mereka.