REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk konsolidasi di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Kota Pahlawan merupakan salah satu wilayah yang akan melaksanakan Pilkada serentak pada Desember nanti.
"Ketika calon kepala daerah Surabaya diumumkan, seluruh jajaran partai akan terus mengawal keputusan yang menjadi hak prerogatif Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri," kata Hasto Kristiyanto dalam konferensi virtual, Jumat (28/8).
Dia mengungkapkan, PDIP memiliki banyak panglima yang mampu membawa kehormatan partai di Surabaya. Dia mengatakan, PDIP telah mendengarkan aspirasi ke depan sebagai kelanjutan kepemimpinan Risma yang membangun Surabaya dalam wajah kebudayaan, keindahan, kehijauan dan asri.
Mantan sekretaris tim pemenangan Presiden Joko Widodo itu mengungkapkan, bahwa PDIP memiliki sejumlah tokoh di Surabaya. Misalnya saja Bambang DH, Wakil Wali Kota Wisnu Sakti Buana hingga anggota DPR dapil Surabaya Puti Guntur Soekarno.
PDIP menunda pengumuman calon kepala daerah di Surabaya. Meski demikian, partai berlogo kepala banteng moncong putih itu mengaku telah memiliki rekomendasi terkait penerus Risma di kota tersebut.
Hasto sebelumnya menegaskan, bahwa PDIP idealnya akan mengusung kader internal. Dia mengatakan, skala prioritas diberikan mengingat tujuan partai untuk mendorong kader yang telah dididik, telah mengikuti proses kaderisasi, sudah melakukan penugasan yang diberikan dan teruji untuk dicalonkan pada tempat strategis
"Yang pasti perpaduan antara internal-eksternal atau eksternal-internal itu yang sudah kami lakukan dan keputusan sudah diambil tinggal menunggu momentum tepat untuk pengumuman hal tersebut," kata Hasto belum lama ini.
Salah satu calon kepala daerah yang bakal bersaing di Pilkada Surabaya adalah Machfud Arifin. Mantan Kapolda Jawa Timur itu telah mendapatkan dukungan dari Golkar PKB, PPP, PKS, PAN, Gerindra dan Demokrat.
Belum diketahui apakah PDIP akan masuk dalam koalisi dan ikut mendukung Machfud Arifin. Meski demikian, Hasto mengatakan bahwa PDIP memiliki pengalaman dikepung berbagai kekuatan politik dalam Pilkada Surabaya.