REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rusia merupakan pengolah kopi terbesar di kawasan Eurasia yang memiliki potensi besar untuk pasar Indonesia.
Karena itulah, KBRI Moskow berupaya mendorong peningkatan ekspor kopi Indonesia ke Rusia. Hal itu antara lain dilakukan melalui diselenggarakannya kegiatan webinar bertajuk ‘’Indonesian Coffee in Russia: Presence and Prospect'', Kamis (27/8).
Forum itu diikuti 54 peserta terdiri dari perwakilan pihak pemerintah, produsen, importir, serta asosiasi pencinta kopi Indonesia dan Rusia. Tampil pula lima pembicara kunci yaitu Ketua Asosiasi Produsen Teh dan Kopi Rusia Ramaz Chanturia, Ketua Dewan Pembina Specialty Coffee Association of Indonesia Delima Hasri Azahari, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian RI Dedi Junaedi, General Director KLD Coffee Importers Andrey Elson, serta Sales Manager Tanamera Renata Bukvic-Letica.
Dalam sambutannya, Wakil Duta Besar RI di Moskow, Azis Nurwahyudi menyatakan, pangsa pasar kopi premium Indonesia di Rusia sangat menjanjikan. “Konsumsi kopi di Rusia mencapai 1,7 kilogram per orang setiap tahun atau bila dikalkulasikan, kebutuhan kopi di Rusia mencapai 241.608 ton per tahun,’’ katanya melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (28/8).
Mendukung pernyataan tersebut, Ramaz Chanturia mengatakan, Rusia merupakan negara pengolah kopi terbesar di seluruh kawasan Eurasia. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah konsumsi kopi di Rusia berkembang hampir 100 persen. “Bahkan di tengah pandemi Covid-19 tahun ini, konsumsi kopi di Rusia tetap berada di level yang sangat tinggi,’’ ucap Ramaz.
Pada tahun 2013-2019, kopi merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia di Rusia yang menduduki urutan ketiga setelah kelapa sawit dan kopra. Menurut data Russian Federal Customs, pada tahun 2019, Indonesia merupakan pengekspor kopi terbesar ketujuh di Rusia dengan total nilai sebesar 20,15 juta dolar AS atau naik 119,5 persen dibanding tahun 2018.
Selama ini, Rusia merupakan pasar yang besar untuk soluble coffee atau kopi instan. Namun sejalan dengan penguatan ekonomi Rusia pasca krisis serta peningkatan kesadaran konsumen Rusia akan kualitas kopi, pangsa pasar kopi premium dalam beberapa tahun terakhir ini semakin berkembang.
Renata Bukvic-Letica membagikan kisah sukses Tanamera setelah mengikuti Festival Kopi Indonesia pertama di Moskow pada tahun 2019. “Tanamera berhasil mengekspor 19,2 ton kopi premium pada tahun 2019 dan akan melakukan pengiriman selanjutnya pada tahun 2020,’’ ucap Renata.
Menurut Delima Hasri Azahari, potensi kopi premium Indonesia di Rusia seharusnya lebih tinggi dari angka dimaksud karena selama ini Rusia belum menjadi tujuan utama ekspor kopi Indonesia. “Indonesia sebagai home of specialty coffee seharusnya dapat lebih banyak memasuki pasar Rusia,” ucap dia.
General Director KLD Coffee Importers, Andrey Elson juga menyayangkan bahwa kopi premium dari negara lain seperti Brasil dan Vietnam lebih dikenal di Rusia, padahal Indonesia memiliki kekayaan kopi premium yang variatif, karena didukung oleh kondisi geografis dan iklim yang unik. “Khususnya kopi premium asal Bali memiliki potensi yang besar untuk masuk ke pasar Rusia,’’ kata pimpinan perusahaan importir kopi premium terbesar di Rusia itu.
Ia pun mengajak produsen kopi Indonesia untuk bekerja sama memasuki pasar Rusia.
Sesi diskusi yang dipandu diplomat muda KBRI Moskow, Noviyanti Nurmala berlangsung interaktif. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar mekanisme ekspor kopi Indonesia ke Rusia oleh para perwakilan produsen kopi.
Salah satu penanya adalah Ari Sadewo, perwakilan dari Atali Coffee yang menanyakan kepada Andrey Elson tentang tata cara kopi Indonesia dapat masuk ke pasar Rusia.
“Calon eksportir dapat menghubungi KLD Coffee dan dilanjutkan dengan pengiriman sampel kopi,’’ jawab Andrey.
Heru Prama Yuda dari Kehulu Coffee menanyakan tentang karakteristik dan demografi konsumen kopi di Rusia.
Menanggapi hal itu, Andrey Elson menerangkan, saat ini mayoritas konsumen kopi di Rusia adalah kalangan muda. Meski demikian, kopi juga dinikmati oleh orang dari berbagai kelompok usia.
Sedangkan Adi D Bahri yang mewakili pelaku program perhutanan sosial menanyakan soal persyaratan dan dokumen untuk melakukan ekspor kopi ke Rusia.
Atase Perdagangan KBRI Moskow, Farid Amir menjelaskan, persyaratan ekspor kopi ke Rusia sama dengan negara lain yaitu dibutuhkan dokumen Eksportir Terdaftar Kopi yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan RI. Sementara untuk //shipment// diperlukan sertifikat keterangan asal atau Form International Coffee Organization (ICO) yang diterbitkan pemda setempat.
KBRI Moskow menawarkan menjadi penghubung komunikasi lebih lanjut antara para pengusaha dan petani kopi Indonesia dengan para importir Rusia. Untuk itu, melanjutkan kesuksesan tahun lalu, KBRI Moskow berencana menyelenggarakan Festival Kopi Indonesia ke-2 di Moskow pada 23-24 Oktober 2020.