REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemimpin partai Garis Keras anti-Islam Swedia Rasmus Paludan mengancam pembakaran Alquran akan terus berlanjut. Ancaman itu dia lontarkan, menyusul dalih dan permintaanya agar perusuh yang mayoritas Muslim bisa berperilaku sebagaimana ‘masyarakat beradab.’’
Lebih lanjut, pihaknya juga mengeklaim tidak merasa terganggu dengan adanya ratusan Muslim Malmö yang tersulut atas pembakaran tersebut. Sebaliknya, partai garis keras itu menegaskan akan membakar Alquran kembali di distrik Rosengård, daerah Muslim yang mayoritasnya adalah keturunan imigran.
“Kepada semua perusuh dan pemerkosa di Rosengård, segera kami akan membakar Alquran lagi,” tulis partai itu di halaman Facebook-nya.
Pemimpin partai Rasmus Paludan, awalnya diketahui akan membakar Alquran oleh dirinya sendiri. Namun, dirinya dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun karena ada ancaman serius bagi keamanan nasional Swedia.
Namun demikian, merespons larangan itu, Rasmus menyindir polisi Swedia dan menegurnya tidak objektif. Bahkan pihak Swedia, ia sebut terlalu lunak dan membiarkan kekerasan.
“Polisi Swedia sangat pengecut. Itulah alasan mengapa mereka di Rosengård melakukan hal-hal yang tidak berani mereka lakukan di Maroko, Suriah, Irak, dan sebagainya, karena entah mereka akan ditembak atau dipukuli dengan sangat parah sehingga mereka harus berbaring di tempat tidur selama beberapa pekan. Jadi mereka tidak akan berani melakukannya di negara asal mereka,” kata Rasmus Paludan seperti dikutip Sputnik Selasa (1/9).
Paludan bahkan menuduh penegakan hukum Swedia menjalankan tugas-tugas Islamis yang juga berfungsi sebagai "polisi syariah". Dirinya juga diketahui mengecam pemerintah Swedia karena mencoba menghentikan pembakaran Alquran, dan mengkritiknya sebagai pihak yang melarang kebebasan berekspresi.
“Mereka melakukannya karena mereka tidak memiliki kendali sama sekali. Kekuatan fisik di Swedia sudah dipegang Islam. Sebanyak 20 ribu polisi Swedia yang lemah, berhati lunak, dan feminin serta tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi kekuatan di Swedia, kekuatan fisik, terletak pada Islam,” Paludan menegaskan.
Dia mengklaim, jika hal itu terus terjadi, maka masa depan yang suram akan terjadi di Skandinavia. Sehingga, pihaknya berjanji akan melanjutkan pembakaran Alquran di Swedia.
Seperti diberitakan pada Jumat pekan lalu, Malmö meletus dan menjadi daerah kekerasan. Beberapa ratus orang juga diketahui berkumpul untuk memprotes kegiatan anti-Islam Garis Keras dengan melemparkan benda-benda ke polisi dan membakar ban mobil. Selama akhir pekan itu, kerusuhan berlanjut di kota Ronneby di Kabupaten Blekinge.
Sebagai informasi, Paludan adalah pengacara Denmark yang menjadi politisi dan mendirikan partai Garis Keras etno-nasionalis pada 2017 lalu dan dikenal karena membuat video anti-Muslim di YouTube. Pembakaran Alquran olehnya, diklaim sebagai kebebasan berpendapat.