REPUBLIKA.CO.ID, AYODHYA -- Perserikatan Indo-Islamic Cultural Foundation, menunjuk seorang profesor sebagai arsitek proyek pembangunan masjid di Ayodhya. Instansi yang dibentuk oleh Dewan Wakaf Sunni ini bertanggung jawab atas proyek pembangunan sebagai pengganti Masjid Babri.
Juru bicara Sekretaris Masjid, Athar Hussain, menyebut pihak yang ditunjuk merupakan seorang profesor senior dari Universitas Jamia Millia Islamia. Prof SM Akhtar, pria yang diberi tanggung jawab, merupakan Dekan Fakultas Arsitektur di universitas tersebut.
"Kami menunjuk beliau sebagai arsitek untuk pembangunan masjid, perpustakaan dan rumah sakit di 5 acre (20.234 meter persegi) yang diberikan oleh pemerintah negara bagian sesuai amanat dari Mahkamah Agung," ujar Hussain dilansir di Times of India, Rabu (2/9).
Prof SM Akhtar dikenal sebagai seorang doktor dengan prestasi akademis yang beragam. Ia juga telah menulis sebuah buku yang diberi judul, Islamic Architecture at Crossroads.
Sebagai seorang akademisi, Hussein menyebut sosoknya memiliki resume yang mengesankan. Prof SM Akhtar telah mengantongi delapan gelar PhD selama hidupnya.
Dia juga menjabat sebagai Ketua Institut Arsitek India, cabang Uttar Pradesh, sekaligus Sekretaris Institut Perencana Kota. Organisasi perencanaan negara ini paling terkenal di negara tersebut yang berfokus pada perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan seni kota.
"Kita harus menuntaskan cetak biru masjid, rumah sakit, dan perpustakaan. Saat ini, kami belum memiliki desain dalam pikiran, tetapi kami bergerak dengan misi membangun proyek ini untuk menyembuhkan, mengajar, dan mendakwahkan orang biasa,” kata Hussain.