Rabu 02 Sep 2020 13:23 WIB

Badan Wakaf Sunni Tunjuk Arsitek Bangun Masjid Ayodhya

Masjid Ayodhya dirancang untuk menjembatani perbedaan komunal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Badan Wakaf Sunni Tunjuk Arsitek Bangun Masjid Ayodhya. Foto: Pasukan paramiliter India berpatroli di Ayodhya, India sehari setelah Mahkamah Agung memutuskan menyerahkan situs bersejarah umat Islam Masjid Ram Janmabhoomi-Babri di Ayodhya kepada umat Hindu, 10 November 2019.
Foto: AP Photo/Rajesh Kumar Singh
Badan Wakaf Sunni Tunjuk Arsitek Bangun Masjid Ayodhya. Foto: Pasukan paramiliter India berpatroli di Ayodhya, India sehari setelah Mahkamah Agung memutuskan menyerahkan situs bersejarah umat Islam Masjid Ram Janmabhoomi-Babri di Ayodhya kepada umat Hindu, 10 November 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, AYODHYA -- Perserikatan Indo-Islamic Cultural Foundation, menunjuk seorang profesor sebagai arsitek proyek pembangunan masjid di Ayodhya. Instansi yang dibentuk oleh Dewan Wakaf Sunni ini bertanggung jawab atas proyek pembangunan sebagai pengganti Masjid Babri.

Juru bicara Sekretaris Masjid, Athar Hussain, menyebut pihak yang ditunjuk merupakan seorang profesor senior dari Universitas Jamia Millia Islamia. Prof SM Akhtar, pria yang diberi tanggung jawab, merupakan Dekan Fakultas Arsitektur di universitas tersebut.

Baca Juga

"Kami menunjuk beliau sebagai arsitek untuk pembangunan masjid, perpustakaan dan rumah sakit di 5 acre (20.234 meter persegi) yang diberikan oleh pemerintah negara bagian sesuai amanat dari Mahkamah Agung," ujar Hussain dilansir di Times of India, Rabu (2/9).

Prof SM Akhtar dikenal sebagai seorang doktor dengan prestasi akademis yang beragam. Ia juga telah menulis sebuah buku yang diberi judul, Islamic Architecture at Crossroads.

Sebagai seorang akademisi, Hussein menyebut sosoknya memiliki resume yang mengesankan. Prof SM Akhtar telah mengantongi delapan gelar PhD selama hidupnya.

Dia juga menjabat sebagai Ketua Institut Arsitek India, cabang Uttar Pradesh, sekaligus Sekretaris Institut Perencana Kota. Organisasi perencanaan negara ini paling terkenal di negara tersebut yang berfokus pada  perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan seni kota.

"Kita harus menuntaskan cetak biru masjid, rumah sakit, dan perpustakaan. Saat ini, kami belum memiliki desain dalam pikiran, tetapi kami bergerak dengan misi membangun proyek ini untuk menyembuhkan, mengajar, dan mendakwahkan orang biasa,” kata Hussain.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement