Ahad 06 Sep 2020 04:30 WIB

Xi: Kami tak Biarkan Partai Komunis Dipisah dari Warga China

Xi menegaskan China tak akan menerima campur tangan asing.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden China Xi Jinping.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Presiden China Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengatakan hubungan antara rakyat China dengan Partai Komunis yang telah memerintah mereka selama lebih dari 70 tahun tak akan terjadi apa-apa ke depan. Dia percaya diri bahwa China tak akan menerima campur tangan asing.

Hal itu diutarakan di saat-saat sulit dalam hubungan Amerika Serikat-China. Seperti dilansir di Straits Times, Sabtu (5/9), Xi Jinping berbicara di sebuah acara yang menandai peringatan kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II dengan menguraikan area mana saja China tidak akan pernah menerima campur tangan asing.

Baca Juga

Dia secara khusus membidik ancaman terhadap kelanjutan kekuasaan satu partai dari Partai Komunis Cina (PKC). "Orang-orang China tidak akan pernah membiarkan individu atau kekuatan apapun untuk memisahkan PKC dengan orang-orang China, dan mengadu domba mereka. Orang-oramg Cina tidak akan memutarbalikkan sejarah PKC, dan menjelekkan karakter dan tujuan PKC," kata Xi Jinping.

Dia tidak secara spesifik menyebut Amerika Serikat dalam sambutannya, namun berfokus pada menggalang bangsanya. Tetapi komentarnya kemungkinan akan ditafsirkan sebagai pesan tentang hubungan tersebut, yang mengatur nada bagi media pemerintah dan lebih banyak pejabat junior dalam interaksi dengan AS dalam segala hal mulai dari perdagangan hingga teknologi dan Laut Cina Selatan.

Nada pidato tajam menurut standar politik China disoroti dengan betapa seriusnya para pemimpin China menanggapi ancaman tantangan eksternal terhadap pemerintahan mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, diplomat China telah menegur Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo, yang secara rutin menyebut PKT, dan bukan Cina, sebagai negara dalam serangan pedasnya.

Para diplomat juga mengancam adanya konsekuensi ke negara-negara mulai dari Norwegia dan Republik Ceska hingga Inggris karena dianggap melakukan provokasi. Para pemimpin Tiongkok telah menekankan kemampuan Partai Komunis untuk melawan agresi asing sejak mereka memenangkan kendali setelah Perang Dunia II.

Ketika Xi berusaha memperkuat cengkeramannya di dalam negeri dan menghadapi AS yang lebih bermusuhan, dia sering beralih ke tema nasionalis yang serupa. Narasi nasionalisme kian 'ditabuh' oleh Xi Jinping.

Mengenai hubungan China-Jepang, Xi mengatakan kedua negara adalah tetangga dekat, dan menjaga hubungan damai dan persahabatan yang tahan lama sesuai dengan kepentingan fundamental kedua bangsa, dan penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia dan dunia.

Di acara tersebut, Xi memberi hormat kepada para veteran dan patriot yang bertempur dalam perang, serta orang-orang Tiongkok di dalam dan luar negeri yang memberikan kontribusi pada kemenangan akhir.

Dia juga mengungkapkan penghargaan yang tulus kepada pemerintah asing dan teman-teman di seluruh dunia atas dukungan dan bantuan mereka untuk Tiongkok dalam perang melawan agresi Jepang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement