REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak muda Indonesia didorong untuk membangkitkan kembali renaisans demi kemajuan dan keadilan sosial di negeri ini. Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko mengatakan, bangsa Indonesia belum lagi mengalami renaisans atau kebangkitan kembali berbasiskan ilmu pengetahuan atau sains.
"Di era Revolusi Industri 4.0 ini anak muda harus berperan," kata Budiman dalam webinar series #1 Technology, Pandemic, and Civil Society, yang digelar oleh Mata Garuda lulusan program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Jakarta, Sabtu (5/9).
Aktivis prodemokrasi era Orde Baru tersebut memaparkan konsep Trisakti ABC. Dia menjelaskan, konsep itu mencakup tiga ide penting yang terdiri atas 3A (alami, asasi, abadi), 3B (berdana, berdata, berdaya), dan 3C (cinta, cita, cipta). Ide Trisakti ABC tersebut, sambung dia, pada gilirannya bertujuan untuk menjadikan manusi paripurna melalui pengetahuan, ide, dan karya.
"Dengan cinta, cita, dan cipta, kita bisa menjadi tipe manusia paripurna. Tanpa cinta dan cipta, tapi hanya punya cipta, kita hanya bisa menjadi pemimpi, dan tanpa cinta, cita, dan cipta manusia akan punah," ucap Budiman yang kala menjadi anggota DPR periode 2014-2019 menginisiasi UU Desa ini.
Dengan revolusi sains, menurut Budiman, bangsa Indonesia lebih bisa berpikir kritis dalam segala hal. Dia menyebut, Revolusi Industri 4.0 juga menuntut civil society berperan di dalamnya. "Jadi gerakan sipil berbasis ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus bisa membangkitkan renaisans di Indonesia," katanya.
Dia pun berpesan kepada penerima LPDP untuk berperan dalam memajukan sains di Indonesia bersama Inovator 4.0 Indonesia. Budiman mengutip pernyataan penulis Emma Goldman yang terkenal, yaitu if I can't dance I don't want to be in your revolution. "Mari bernari bersama, mari berkolaborasi bersama menuju Revolusi Industri 4.0," serunya.
Budiman melanjutkan, nantinya badan usaha milik desa (Bumdes) ditargetkan dapat merambah dunia teknologi digital, dengan sentuhan tangan-tangan milenial lulusan LPDP. "Sekarang ada 76.000 mahasiswa Indonesia di luar negeri. 10 persennya saja atau 7.600 menjadi CEO di Bumdes, bayangkan kemajuan desa," ucap Budiman yang aktif di PDI Perjuangan ini.