Ahad 06 Sep 2020 07:36 WIB

Menteri Energi Tindak Ledakan AC di Masjid Bangladesh

Sebuah masjid di Bangladesh mengalami ledakan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Energi Tindak Ledakan AC di Masjid Bangladesh . Foto: Ledakan Gas (ilustrasi)
Foto: en.trend.az
Menteri Energi Tindak Ledakan AC di Masjid Bangladesh . Foto: Ledakan Gas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, FATULLAH -- Menteri negara tenaga, energi dan sumber daya mineral, Nasrul Hamid mengunjungi masjid Baitul Salat Jame di Fatullah Narayanganj, Bangladesh pada Sabtu (5/9), ketika jumlah korban tewas meningkat menjadi 20 setelah ledakan selama sholat Jumat malam.

Nasrul mengatakan, Pejabat transmisi dan distribusi gas negara Titas akan menghadapi tindakan, jika kelalaian mereka ditemukan dalam penyelidikan ledakan pendingin ruangan (AC) di masjid Narayanganj yang mematikan.

Baca Juga

Pihak berwenang menduga korsleting listrik memicu ledakan, setelah gas dari pipa bawah tanah yang bocor menumpuk di dalam gedung. Anggota badan pengurus masjid Baitus Salat mengatakan, kebocoran masih belum diperbaiki karena pejabat Titas meminta untuk perbaikan.

Namun Nasrul mengatakan, para pembangun masjid dan orang-orang yang mengambil koneksi ilegal juga harus bertanggung jawab atas pembangunan bagian panjang masjid di jalur pipa di bawah jalan.

"Jika kami menemukan kelalaian pejabat di departemen saya, mereka akan menghadapi tindakan hukuman setelah skorsing segera," kata dia dilansir dari laman Bdnews24, Ahad (6/9).

"Ada hantaman tiba-tiba, tapi tidak banyak api," ucapnya.

Nasrul juga menanyakan apakah badan pengurus masjid mengikuti aturan dengan benar saat memasang begitu banyak AC di masjid di lingkungan padat penduduk. Dia memperingatkan, kecelakaan seperti itu akan terulang jika orang-orang terus membangun secara ilegal dan mengambil sambungan ilegal.

"Kami melihat bahwa ini adalah area padat penduduk yang penuh dengan permukiman kumuh. Bangunan tersebut tampaknya dibangun secara ilegal meskipun Narayanganj berada di bawah DAP (Detailed Area Plan) dan RAJUK. Tidak ada satu gedung pun yang mendapat persetujuan RAJUK," kata Nasrul.

"Dan bagaimana bangunan seperti masjid ini bisa menyerap begitu banyak listrik?  Berbahaya menggunakan banyak AC di masjid seperti itu," lanjutnya.

Dia mengatakan, semua tempat ibadah, termasuk masjid dan kuil, harus diperiksa untuk menghentikan terulangnya kecelakaan seperti itu.

"Mereka memasang begitu banyak AC tetapi tidak meminta tes dari Divisi Daya. Tukang listrik lokal menggunakan kabel di bawah standar," ucap Nasrul, dan mencatat bahwa kebakaran dari korsleting listrik sering terjadi.

Dia mendesak warga di daerah itu untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam upaya memutus sambungan utilitas ilegal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement