REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Prof. Nursalam mengungkapkan, hingga 7 September 2020, ada 822 perawat di wilayah setempat yang terpapar Covid-19. Dari jumlah tersebut, 25 perawat di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
"Hingga saat ini ada 25 perawat di Jatim yang meninggal dunia setelah terpapar Covid-19. Terbaru, perawat yang bertugas di Pamekasan Nufia Anggreini SKep Ns meninggal terpapar Covid-19 pada Minggu (6/9) pukul 15.45 WIB," kata Nursalam dikonfirmasi Senin (7/9).
Nursalam mengungkapkan, Nufia (39) merupakan salah satu perawat yang bertugas melayani pasien Covid-19 di RSUD dr. H Slamet Martodirdjo, Pamekasan. Menurut Nursalam, yang bersangkutan memang memiliki penyakut penyerta. Meskipun enggan menjelaskan secara rinci penyakit penyerta yang dimaksud.
"Ada komorbid. Keluhan panas, batuk, pilek sejak satu minggu yang lalu. Sesak, lemas," ujarnya.
Nufia merupakan warga Kelurahan Bugih, Kabupaten Pamekasan, yang juga lulusan S1 Keperawatan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. "Ada dua yang meninggal terpapar Covid-19 di Pamekasan. Pertama pensiunan dan tidak sedang melayani pasien, kedua Nufia yang melayani pasien Covid-19," kata dia.
Sementara itu dari data yang tercatat di DPW PPNI Jatim, 25 perawat yang meninggal didominasi daerah Surabaya dengan sembilan orang perawat, disusul dari Sidoarjo dengan tiga orang perawat. Selanjutnya Tuban dan Bojonegoro dengan dua orang perawat. Sementara sembilan orang perawat sisanya berasal dari Kota Malang, Sampang, Kota Probolinggo, Bangkalan, Gresik, Pasuruan, Kabupaten Malang, Sumenep dan Pamekasan.
"Dari 25 perawat tersebut, semuanya telah mendapat santunan DPW PPNI Jatim. Namun, santunan dari Kemenkes dan DPP PPNI baru 12 orang," ujarnya.