Rabu 09 Sep 2020 14:32 WIB

Pemerintah Gandeng Swasta Nasional Produksi Vaksin Covid-19

Dengan kebutuhan 540 juta dosis, kapasitas produksi vaksi Bio Farma tak cukup.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro berbincang dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat kunjungan kerja di Gedung Bio Farma, Kota Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pemerintah akan menggandeng perusahaan swasta nasional untuk menambah produksi vaksin Covid-19.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro berbincang dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat kunjungan kerja di Gedung Bio Farma, Kota Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pemerintah akan menggandeng perusahaan swasta nasional untuk menambah produksi vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah memutuskan untuk melibatkan pabrikan farmasi swasta nasional dalam rencana produksi vaksin Merah Putih Covid-19. Pelibatan swasta ini dilakukan karena kebutuhan volume vaksin yang cukup besar untuk seluruh penduduk Indonesia.

Baca Juga

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, hasil riset awal menunjukkan vaksinasi Covid-19 bisa dilakukan lebih dari satu kali untuk setiap individu. Dengan asumsi penduduk Indonesia sekitar 270 juta orang, maka diperlukan pasokan vaksin setidaknya 540 juta dosis. 

Angka tersebut terlalu tinggi jika hanya dipenuhi oleh produsen awal, PT Bio Farma saja. Sebagai produsen tunggal Bio Farma memiliki kapasitas produksi vaksin hingga 250 juta dosis per tahun. Artinya, ada kekurangan kapasitas produksi yang akan ditutup oleh perusahaan farmasi swasta. 

"Otomatis ini membutuhkan kapasitas produksi yang besar. Karena itulah kami mengajak Bio Farma melakukan ekspansi dan perusahaan-perusahaan swasta lain untuk ikut mendukung," ujar Bambang dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat usai menghadap Presiden Joko Widodo, Rabu (9/9). 

Sampai saat ini, Bambang mengungkapkan, sudah ada tiga perusahaan swasta potensial yang sudah menjajaki kerja sama dengan pemerintah. Ia menekankan pabrikan farmasi swasta yang akan bergabung dalam proyek vaksin Merah Putih ini perlu mengurus izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlebih dulu. 

"Mereka (perusahaan swasta) juga harus menyiapkan lini produksi khusus untuk vaksin Covid-19 ini," kata Bambang. 

Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang diproduksi sepenuhnya oleh anak bangsa. Riset dan pembuatan bibit vaksin dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekular Eijkman dan uji klinis serta produksi massal akan dilakukan oleh PT Bio Farma. Vaksin merah putih ini diproduksi dari isolat virus corona SARS-CoV-2 yang menular di Indonesia, sehingga diharapkan ampuh membentuk antibodi terhadap Covid-19.

"Dengan tambahan dari swasta tersebut, kita harapkan Indonesia mempunyai kemandirian di dalam penyediaan dan pengembanan vaksin covid-19," ujar Bambang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement