Kamis 10 Sep 2020 01:14 WIB

M Nuh: Kecintaan Jakob pada Indonesia Capai 1.000 Karat

Beliau memang tegak lurus untuk urusan merah putih, tak perlu dipertanyakan lagi.

Rep: Akhmad Nursyeha / Red: Andi Nur Aminah
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh
Foto: Antara/Basri Marzuki
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh mengaku sangat kehilangan sosok pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Menurutnya kecintaan Jakob Oetama untuk Indonesia dianggap mencapai 1.000 karat. Hal itu diungkapkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Nuh ketika hadir di tempat persemayaman mendiang Jakob Oetama di Gedung Kompas Gramedia, Rabu (9/9) malam WIB.

Muhammad Nuh mengaku kerap bertemu dengan Jakob untuk berdiskusi soal Indonesia. Baik soal kebudayaan, perkembangan media, sampai pendidikan dan generasi muda Indonesia.

Baca Juga

Dalam pertemuan itu, keduanya berhasil menemukan inovasi TV Digital di tahun 2007. "Salah satu gagasan saat diskusi ketika saya di Kominfo yaitu memanfaatkan digital devidend. Dari situlah ketemu yang namanya TV digital," ujar Muhammad Nuh saat ditemui Republika.co.id di Halaman Gedung Kompas Gramedia, Rabu (9/9).

Selain itu, keduanya juga pernah fokus dalam kembangkan pendidikan yang memiliki landasan karakter khususnya di bidang digital. Melalui diskusi tersebut keduanya mencentuskan Universitas Multimedia Nusantara.

Muhammad Nuh menambahkan, Jakob Oetama pernah berharap bonus demografi di Indonesia merupakan bonus demografi yang memiliki kecerdasan digitalisasi. Sehingga M Nuh meyakini ke-Indonesiaan Jakob Oetama tidak dapat diragukan lagi.

"Beliau memang tegak lurus untuk urusan merah putih, karatnya itu udah 1.000 karat enggak perlu lagi dipertanyakan," kata dia.

 

Caption: Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh hadir dipersemayaman Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama, di Palmerah Selatan, Jakarta, Rabu (9/9) malam WIB. (Akhmad Nursyeha / Republika).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement