REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) yang bertindak sebagai inspektur upacara pemakaman Jakob Oetama turut mengenang sosok tokoh pers nasional tersebut sebagai sosok yang selalu memandang hal positif dari bangsa Indonesia.
“Dia selalu ingin melihat hal yang positif dari bangsa ini bagaimana untuk maju. Tidak melihatnya dari sisi negatif, tapi dilihat bagaimana hal-hal yang sulit tetap mengarah kepada kemajuan,” kata JK di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (10/9).
Di mata JK, Jakob adalah tokoh media yang hebat. Hal tersebut dilihatnya dari sikapnya saat mengoreksi bangsa Indonesia. Cara Jakob dinilainya dapat mengoreksi bangsa dengan sopan. Tidak menghantam, tapi dengan mencari solusi.
Untuk itu, JK meminta para insan pers muda Indonesia untuk mempelajari dan mengikuti langkah Jakob sebagai tokoh pers nasional. “Sekarang yang muda-muda mempelajari dan mengikuti beliau. Walaupun mengoreksi atau meluruskan, gunakan cara yang sangat baik,” tutur mantan ketua umum Partai Golkar tersebut.
Selain dikenal sebagai tokoh pers, Jakob juga dikenal sebagai seorang entrepreneur, yang berhasil mempekerjakan puluhan ribu orang. JK juga mengenang saat Jakob sering mengundangnya secara langsung dalam diskusi di acara-acara yang diadakan Kompas. Seperti diskusi ekonomi dan diskusi kewilayahan. “Dan kita selalu teratur berdiskusi, sampai terakhir-terakhir ini. Di rumah, atau di tempat lain,” ujar JK.
Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama meninggal dunia pada Rabu (9/9) siang pukul 13.05 WIB. Jenazah Jakob telah dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis (10/9) sekitar pukul 11.30 WIB.