Kamis 10 Sep 2020 16:41 WIB

PLN Bentuk Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu

Program KPST ini gerakan mendukung program Samtama yang merupakan gerakan masyarakat

PT PLN (Persero) melalui Unit PLN Pusenlis dengan Program PLN Peduli membentuk Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu yang berlokasi di Wilayah Kelurahan Kota Bambu Selatan. Perilaku hidup tidak sehat dan membuang sampah sembarangan  di saluran air/selokan sehingga seringkali terjadi banjir dan wabah penyakit, menjadi faktor utama pembentukan kampung ini.
Foto: istimewa
PT PLN (Persero) melalui Unit PLN Pusenlis dengan Program PLN Peduli membentuk Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu yang berlokasi di Wilayah Kelurahan Kota Bambu Selatan. Perilaku hidup tidak sehat dan membuang sampah sembarangan di saluran air/selokan sehingga seringkali terjadi banjir dan wabah penyakit, menjadi faktor utama pembentukan kampung ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT PLN (Persero) melalui Unit PLN Pusenlis dengan Program PLN Peduli membentuk Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu yang berlokasi di Wilayah Kelurahan Kota Bambu Selatan. Perilaku hidup tidak sehat dan membuang sampah sembarangan  di saluran air/selokan sehingga seringkali terjadi banjir dan wabah penyakit, menjadi faktor utama pembentukan kampung ini.

Sehingga ditargetkan dapat merubah perilaku dan lingkungan menjadi sehat. Sekaligus mengurangi pembuangan sampah ke TPST Bantar Gebang yang telah dicanangkan dengan Gerakan Sadar Bersih dan Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu pada tanggal 3 Oktober 2019.  Kegiatan ini merupakan program berkelanjutan yang masih berjalan dan dilaksanakan masyarakat.

Program ini bekerjasama dengan Pokja Kota Sehat, Bank Sampah Kelurahan Kota Bambu Selatan, Fakultas Teknik  Lingkungan  Universitas Trisakti dan Komunitas Gerakan Tarik Plastik (GetPlastic_id) dengan melakukan sosialisasi, pembinaaan, pendampingan, dan fasilitas untuk masyarakat dalam memilah sampah dari rumah.

Program Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu (KPST) ini merupakan sebuah gerakan dalam mendukung program Sampah Tanggung Jawab Bersama (Samtama) yang merupakan gerakan masyarakat untuk mengurangi dan mengolah sampah langsung dari sumbernya agar dapat dimanfaatkan kembali. Masyarakat diharuskan memilah sampah dari rumah, dibagi menjadi organik dan anorganik, Sampah organik yang terpilah dapat diolah menjadi kompos menggunakan lubang biopori ataupun komposter sederhana yang setiap harinya diangkut oleh Bank Sampah Kelurahan Kota Bambu Selatan.

Kemudian untuk sampah Anorganik yang masih mempunyai nilai jual seperti botol plastik, kardus dan lainnya akan ditukarkan ke Bank Sampah dan dapat ditukar dengan uang yang bisa digunakan untuk membayar listrik atau kebutuhan sehari-hari. Kemudian untuk Residu berupa sampah plastik yang tidak memiliki nilai jual akan dikelola dengan mesin pengolah sampah yang merupakan inovasi dari komunitas Get Plastic. 

Mesin ini dapat mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak berupa Bensin dan Solar. BBM yang dihasilkan dari mesin pengolah sampah tersebut digunakan untuk operasional mobil pengangkut sampah dan genset untuk keadaan darurat. Dengan demikian akan mengurangi pembuangan sampah ke TPST Bantar Gebang dan berfungsi secara optimal mewujudkan Zero Waste. “Dengan strategi ini, sampah yang harus diangkut ke TPS semakin berkurang dan minim, sehingga pembiayaan penanganan sampah juga akan semakin efisien.

Keterlibatan aktif masyarakat, baik dari setiap rumah tangga maupun komunitas, menjadi harapan besar agar masalah sampah di Jakarta dapat segera diatasi. Dan program ini lah yang menjadi solusi Pengelolaan sampah yang baik.” Ujar Noery Kristina, PLT Senior Keuangan, SDM dan Administrasi PLN Pusenlis.

“Program ini sangat bagus dan bermanfaat untuk Masyarakat khususnya di Kota Bambu Selatan ini yang memang permasalahan utama kita adalah sampah. Dengan kepadatan Penduduk yang ada pengelolaan sampah dari sumbernya sangat tepat untuk menjadi solusi mengatasi masalah sampah. Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu kami coba di 2 lokasi sebagai percontohan yang Alhamdulillah direspon positif oleh Masyarakat sehingga masih terus berjalan sejak pencanangan pada bulan Oktober 2019 dan masih kami monitor bersama tim CSR PLN Pusenlis secara rutin sampai sekarang.” kata Muhadi, Lurah Kota Bambu Selatan.

Program ini sangat bagus sekali dan harusnya banyak digalakan karena memotong rantai  aliran sampah dari hulu (masyarakat) sehingga mengurangi pembuangan ke hilir (TPS). Dengan program seperti ini tidak lagi bingung untuk membuang sampah ke hilir karena di hulu  sudah selesai dikelola, program sebagus ini kalau bisa dapat diperluas jangkauannya terutama di lokasi yang dekat dengan pantai. "Harapan kami semoga program seperti ini dapat dicontoh oleh desa-desa atau daerah lain sebagai solusi penanganan sampah.” ujar Dimas Wijanarko, Founder Komunitas Get Plastic.

Untuk bisa mengubah hal besar, mulailah untuk mengubah diri sendiri. Semakin banyak orang sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan, maka semakin mudah langkah-langkah besar untuk menyelamatkan bumi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement