REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Asia Timur dan Pasifik David R. Stilwell mengumumkan kerja sama dengan negara-negara Mekong yang terdiri Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara ini dilakukan saat tekanan China di kawasan kian menguat.
Stilwell mengatakan beberapa pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu dengan 10 negara Asia Tenggara di Konferensi AS-ASEAN yang kelima. Begitu pula Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun yang menghadiri Pertemuan ASEAN.
Stilwell menambahkan pertemuan-pertemuan tersebut menegaskan kembali komitmen AS pada sekutu-sekutu di Asia Tenggara dan Pasifik, terutama dalam menghadapi pandemi virus corona.
"Menteri Pompoe dan menteri-menteri luar negeri lainnya mencatat pekerjaan utama adalah mengatasi virus korona, Covid-19 dan memperkuat pemulihan ekonomi," kata Stilwell, dalam konferensi sambungan telepon yang Republika.co.id ikuti, Rabu (15/9).
Ia mengatakan ketika vaksin sudah tersedia di AS maka juga akan tersedia di kawasan Indo-Pasifik dan seluruh dunia. Stilwell mengatakan dapat kesempatan itu Pompeo juga banyak membahas pola agresivitas Beijing di kawasan Asia Tenggara terutama di kawasan Mekong dan Hong Kong.
"Ia berbagai keprihatinan AS dan global dengan serangan Partai Komunis (China) terhadap kedaulatan negara-negara tetangga dan pada peraturan berdasarkan sistem yang menyangga kemakmuran dan perdamaian di seluruh dunia selama berpuluh-puluh tahun," kata Stiwell.
Stilwell mengatakan karena itu kerja sama Mekong-AS sangat penting bagi Washington dan negara Myanmar, Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam. Terutama visi AS mengenai kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Asisten Menlu itu mengatakan negara-negara Mekong tumbuh dengan cepat, populasi mereka juga muda dan dinamis.
Stilwell menjelaskan perdagangan AS dengan negara-negara Mekong pada 2019 mencapai 133 miliar dolar AS. Vietnam salah satu dari 10 mitra dagang terbesar kami dan Thailand berada di urutan 20.
"Perusahaan-perusahaan Amerika sudah lama beroperasi di kawasan, investasi langsung AS pada tahun 2019 di atas 20 miliar dolar, melanjutkan sejarah untuk menciptakan berbagi kemakmuran antara rakyat Amerika dan rakyat kawasan Mekong," kata Stilwell.
Saat ini, kata dia, lebih dari 3 juga warga AS tinggal di kawasan tersebut. Dengan kuatnya ikatan itu, pada Jumat (11/9) pekan lalu Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Mekong membentuk kemitraan baru. Kerja sama yang dinamakan Lower Mekong Initiative (LMI) itu akan berlangsung selama 11 tahun.
Kerja sama dilakukan dalam berbagai bidang mulai dari bidang ekonomi, keamanan, pemerintahan, kesehatan dan lingkungan. AS berkomitmen menggelontorkan 150 juta dolar untuk memperluas kerja sama itu.