REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan Kementerian Agama (Kemenag) akan terus terbuka bagi ormas-ormas keagamaan yang ingin mengikuti program penguatan kompetensi penceramah agama. Kemenag juga akan mengajak seluruh pimpinan ormas dan lembaga keagamaan serta tokoh agama untuk ikut serta dalam program itu.
"Karena program ini tidak mungkin diselenggarakan oleh Kemenag sendiri. Keikutsertaan dari seluruh komponen masyarakat utamanya tokoh-tokoh agama dan juga tokoh-tokoh ormas keagamaan sangat dibutuhkan," ujarnya dalam agenda peluncuran program tersebut di Jakarta, Jumat (18/9), yang ditayangkan melalui konferensi video.
Zainut mengatakan, saat ini ada 53 ormas dan lembaga keagamaan yang turut hadir dalam peluncuran program itu. Program ini dilaksanakan oleh Kemenag sesuai direktorat jenderal masing-masing agama. Ada Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Hindu, Bimas Buddha dan Bimas Konghucu.
"(Ditjen-ditjen ini) akan menyelenggarakan program ini sesuai dengan audience-nya masing-masing," imbuhnya.
Program tersebut, lanjut Zainut, untuk memberikan penguatan kompetensi bagi para penceramah agama baik pada aspek materi metodologinya, maupun aspek penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. Agar penceramah agama memiliki pemahaman yang lebih luas, memiliki metodologi yang sesuai tuntutan zaman, dan juga tentunya punya integritas dalam pengembangan wawasan keberagamaan dan kebangsaan.
"Jadi untuk Ditjen Bimas Islam, akan memulai program ini pada tanggal 30 September dengan target 8.200 orang di daerah maupun pusat, dan dilanjutkan oleh Ditjen Bimas yang lain," jelasnya.
Zainut menyampaikan, peluncuran program ini momen baik yang harus dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan keagamaan. Dia mengatakan, kehadiran para tokoh agama sangat dinanti oleh masyarakat.
"Kementerian Agama sangat concern dalam mendorong peran yang lebih luas dari para penceramah dalam pembangunan bidang agama. Karena itulah saya takkan berhenti membuka diri untuk juga proaktif menjalin kerja sama dan kemitraan dengan seluruh ormas keagamaan dalam optimalisasi peran para penceramah agama," katanya.
Pemerintah, lanjut Zainut, menyadari tidak semua langkah pembinaan dapat dilakukan seorang diri. Kemenag berupaya terus meningkatkan kualitas serta bekerja sama dengan stakeholder seperti pimpinan ormas kegamaan untuk bersama-sama merumuskan dan menjalankan fungsi pembinaan keberagamaan ini.
"Ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para penceramah agama sehingga dapat memenuhi tuntutan zaman dan sekaligus meneguhkan perannya di tengah modernitas. Tak bisa dipungkiri, ada banyak perubahan zaman yang harus kita jawab dengan perspektif yang moderat," katanya.