Rabu 23 Sep 2020 14:21 WIB

Disebut Sebar Virus Covid, China: Tuduhan Trump tak Berdasar

Presiden Xi Jinping meminta dunia tak mempolitisasi kasus Covid-19.

Presiden Donald Trump
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- China menolak tuduhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di panggung PBB bahwa mereka telah 'melepaskan' virus Covid-19 ke dunia. Tuduhan ini dianggap tidak berdasar.

"China dengan tegas menolak tuduhan yang tidak berdasar," kata Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun, Selasa, sebagai penolakan atas seruan Trump agar China dimintai pertanggungjawaban atas pandemi tersebut.

Baca Juga

Sebelumnya dalam pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Trump mengulangi klaim yang ditolak secara luas yang tampaknya dirancang untuk memenangkan pemilih konservatif AS menjelang pemilihan presiden November, dengan mencap Covid-19 sebagai "virus China".

Sebaliknya, dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB, Presiden China Xi Jinping mendesak negara-negara anggota PBB untuk menghindari "politisasi" virus.

"Kita umat manusia sedang memerangi Covid-19. Orang-orang dari berbagai negara telah berkumpul, menunjukkan keberanian, ketetapan hati, dan kasih sayang. Virus akan dikalahkan. Umat manusia akan memenangkan pertempuran ini," kata Xi.

"Kita harus melihat satu sama lain sebagai anggota keluarga besar yang sama, mengejar kerja sama yang saling menguntungkan, dan mengatasi perselisihan ideologis serta tidak jatuh ke dalam perangkap 'benturan peradaban'," katanya menegaskan.

Xi menyebut Covid-19 sebagai ujian utama kapasitas pemerintahan negara dan sistem tata kelola global. Ia mengimbau semua negara untuk tetap setia pada multilateralisme dan menjaga sistem internasional dengan PBB sebagai intinya.

“China adalah negara berkembang terbesar di dunia...sebuah negara yang berkomitmen untuk pembangunan yang damai, terbuka, kooperatif dan bersama. Kami tidak akan pernah mencari hegemoni, ekspansi, atau lingkup pengaruh. Kami tidak memiliki niat untuk berperang baik dalam Perang Dingin atau perang panas dengan negara mana pun,” Xi menambahkan.

Dia mengatakan bahwa China akan terus "mempersempit perbedaan dan menyelesaikan perselisihan dengan pihak lain melalui dialog dan negosiasi."

Xi juga mengumumkan dana tambahan sebesar 50 juta dolar AS (sekitar Rp742 miliar) untuk Rencana Respons Kemanusiaan Global Covid-19 PBB.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement