REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menggandeng operator seluler Telkomsel, Indosat Ooredoo, 3, XL Axiata, Axis, dan Smartfren dalam kebijakan bantuan kuota data internet untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan operator seluler ikut membantu dalam penyediaan paket data internet.
"Saya ingin menyaampaikan terimakasih kepada operator seluler Telkomsel, Indosat Ooredoo, 3, XL Axiata dan Smartfren dalam memberi dukungan dan peran aktif untuk memastikan terselenggara kebijakan bantuan kuota data internet 2020 dalam empat bulan ke depan," ujar Johnny dalam konferensi pers secara daring bersama Mendikbud dan Menteri BUMN, Jumat (25/9).
Ia menjelaskan, operator seluler ikut membantu dengan menyediakan tarif yang kompetitif untuk kuota data internet.
"Saya diinfokan bahwa Rp 1.000 per GB, adalah harga yang betul kompetitif yang diberikan oleh operator seluler, sepengetahuan saya itu diskon 2/3 (dari operator)," ujar Johnny.
Karena itu, ia menyampaikan terimakasihnya atas dukungan tersebut. Sslain itu, Johnny menyebut kerja sama operator seluler juga demi memastikan kualitas jaringan kuota data internet terus terjaga selama proses belajar mengajar.
"Karena tentu tiap operator seluler yang ambil bagian dalam program ini memastikan ketersediaan infrastruktur di tempat masing masing. Karena ini akan berpengaruh besar terhadap pelaksanaan belajar belajar dan kualitas pelayanannya," katanya.
Hal sama diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menyebut bantuan kuota data internet untuk PJJ ini terselenggara berkat bantuan banyak pihak, mulai dari Pemerintah, DPR, hingga operator seluler.
"Bukan hanya pemerintah yang memberikan subsidi pada program ini, masyarakat harus mengerti bahwa para operator telekomunikasi pun ikut mensubdisi program ini demi kebaikan masyarakst dan anak anak generasi berikutnya," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan kebijakan bantuan kuota data internet. Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan dari alokasi anggaran Rp 72 Triliun, ada empat kelompok yang akan mendapat bantuan kuota data internet dari September sampai Desember 2020.
Nadiem menjelaskan, kelompok pertama penerima bantuan adalah peserta didik pada pendidikan anak usia dini (PAUD), kedua, peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah, ketiga, pendidik pada PAUD dan jenjang pendidikan dasar dan menengah serta terakhir mahasiswa dan dosen.
Ia mengungkapkan, pemberian bantuan kuota data empat jenis kelompok itu juga masing masing berbeda. Yakni, kuota untuk peserta didik PAUD sebesar 20 GB, peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagai grup terbesar ada 35 GB, pendidik pada paud dan jenjang pendidikan dasar dan menengah diberikan 42 GB dan mahasiswa serta dosen sebesar 50 GB
"Giga (GB) itu dibagi kuota umum yang bisa dipakai oleh semua jenis aplikasi, dan (satu lagi) kuota belajar yang spesifik hanya untuk aplikasi dan aktifitas belajar, dan durasi ini selama empat bulan," ujar Nadiem.
Nadiem mengatakan, tidak ada persyaratan berbelit bagi empat kelompok itu mendapatkan bantuan kuota data internet. Untuk kelompok peserta didik pada PAUD dan jenjang pendidikan dasar dan menengah harus terdaftar di aplikasi data pokok pendidian (Dapodik), dan memiliki nomor ponsel aktif atas nama peserta didik atau orang tua atau anggota keluarga atau wali.
Sementara, untuk mahasiswa harus terdaftar di PDDIKTI, berstatus aktif dalam perkuliahan, atau sdg menuntaskan gelar ganda dan mempunyai Kartu Rencana Studi (KRS), serta memiliki ponsel dan nomor aktif.
Sedangkan untuk pendidik, juga sama terdaftar di aplikasi dapodik dan punya ponsel aktif. Begitu juga dosen, harus terdaftar PDDikti, berstatus aktif di 2020-2021, punya NIDN atau NIDK, atau NUP, dan ponsel aktif.
"Kami memastikan bahwa persyaratan tersebut dilakukan agar meminimalisasi isu isu birokrasi yg bisa menghalangi, syaratnya ini telah sederhana mungkin untuk bantuan internet," ungkap Nadiem.