REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin dr Azharuddin meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membangun rumah sakit lapangan di Aceh. Ia menyebut, peningkatan pasien positif Covid-19 membuat rumah sakit rujukan telah melebihi kapasitas.
Saat ini, Azharuddin mengatakan, RSUD Zainoel Abidin merawat pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan maupun berat. Di lain sisi, fasilitas ruang perawatan intensif respirasi (RICU) yang dimiliki rumah sakit tersebut hanya berjumlah enam ruangan.
"Kami melihat ini amat sangat tidak cukup," kata Azharuddin kepada Kepala BNPB Doni Mornardo saat rapat koordonasi penanganan Covid-19, sekaligus penyerahan bantuan Gugus Tugas Covid-19 nasional di Kantor Gubernur Aceh, Sabtu.
Selama ini, menurut Azharuddin, pihaknya juga melakukan renovasi sejumlah ruangan di gedung lama RSUD Zainoel Abidin. Ruang itu dimanfaatkan untuk tempat isolasi pasien positif dengan gejala ringan maupun berat yang dirujuk dari kabupaten/kota.
Azharudin mengatakan, banyak pasien yang tidak bisa mendapatkan tempat isolasi untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Alhasil, mereka harus melakukan isolasi secara mandiri.
"Rumah sakit lapangan di Aceh amat sangat dibutuhkan untuk merawat pasien dengan gejala sedang dan berat," ujarnya.
Azharudin menyebut, pandemi Covid-19 entah berapa lama akan berlangsung. Sementara itu, melihat angka kasus per Sabtu akan ada kecendrungan kasusnya terus meningkat.
Rumah sakit lapangan, menurut Azharudin, setidaknya perlu siap dengan 200 tempat tidur. Ia berharap, rumah sakit lapangan ini bisa segera terealisasi.
"Tidak butuh waktu lama untuk membangun rumah sakit ini," katanya.