REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak peran serta semua pihak dalam upaya mencegah penularan Covid-19 di Tanah Air. Salah satunya, kata Ma'ruf, peran ulama dan pemuka agama sangat penting untuk mengajak umat dan masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Perkembangan pandemi Covid-19 di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, situasi seperti inilah saya menilai peran para ulama dan pemuka agama sangatlah penting, khususnya dalam upaya pencegahan penularan Covid-19," kata Ma'ruf saat dalam penutupan Muktamar IV Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) melalui daring, Senin (28/9).
Ma'ruf mengajak umat dan masyarakat untuk selalu mematuhi kedisplinan dan kepatuhan terhadap protokol Kesehatan. Saat ini protokol kesehatan adalah satu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk dilaksanakan.
Karena pengabaian terhadap protokol kesehatan akan berisiko tinggi bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Ma'ruf mengingatkan, dalam agama juga mengajarkan umatnya menjaga diri supaya tidak tertular dan tidak menularkan penyakit pada orang lain.
"Rasulullah menyatakan janganlah kalian membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain, membiarkan diri tertular berarti membahayakan diri sendiri, sedangkan menularkan penyakit kepada orang lain adalah membahayakan diri orang lain, perbuatan tersebut dilarang oleh agama," ungkapnya.
Karena itu, menjaga protokol kesehatan bukan sekedar mematuhi anjuran pemerintah, tetapi merupakan perintah agama yang harus ditaati. Meski kasus belum melandai, Ma'ruf menyebut jumlah kesembuhan semakin meningkat. Ia menilai hal ini berkat kesiapan penanganan yang lebih baik oleh semua pihak.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga berimplikasi ke sektor sosial dan ekonomi, tidak hanya hanya terjadi pada aspek makro, akan tetapi juga mikro. Karenanya, Ia meminta penguatan ekonomi umat menjadi perhatian ormas-ormas Islam.
"Dalam kaitan ini kita perlu memberikan perhatian dan turut serta mengawal usaha mikro dan kecil yang selama ini telah berkontribusi besar dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, meski pemerintah telah menyalurkan berbagai subsidi dan bantuan produktif kepada lebih dari 9 juta pelaku usaha mikro, namun kolaborasi semua pihak tetap diperlukan.
"Bantuan dan subsidi dimaksud tentunya harus diikuti dengan bimbingan dan pendampingan agar pemanfaatannya benar-benar dapat memperkuat daya tahan usaha mereka dalam masa yang sulit ini," ungkapnya.