REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER--Manchester City menerima pil pahit setelah kalah 2-5 dari Leicester City pada pertandingan Liga Inggris, pekan lalu. Kekalahan tersebut merupakan yang pertama bagi pelatih City Pep Guardiola dalam 685 karirnya sebagai pelatih menyaksikan timnya kebobolan lima gol.
Itu juga pertama kalinya bagi City kebobolan lima kali di kandang sendiri sejak meninggalkan markas lama, Maine Road. Sedangkan Leicester menjadi tim pertamma di era Liga Premier yang menang dengan tiga gol diantaranya dicetak dari titik putih.
Ada banyak pertanyaan bagaimana bisa City kebobolan lima gol dari Leicester. Namun beberapa pengamat menilai kekalahan tersebut diakibatkan kesalahan individu dan kolektif. Dan City dinilai selalu menghadapi pola yang sama yaitu kesulitan ketika meladeni tim yang menerapkan permainan bertahan dan serangan balik.
Dulu Fernandinho merupakan tokoh sentral dalam mengkoordinasikan antar lini dan kapan timnya harus menyerang dan bertahan. Namun usianya yang sudah 35 tahun apakah dia masih bisa kembali seperti dulu.
Namun Pep Guardiola menampik bahwa tak ada kesamaan faktor kekalahan dari Leicester dengan kekalahan dalam satu tahun terakhir. Ia justru menilai pemainnya panic ketika melawan Leicester.
"Saya pikir masalahnya hari ini adalah kami memberikan tekanan ekstra pada diri kami sendiri untuk mencetak gol kedua atau ketiga ketika [Leicester] tidak ingin bermain, mereka hanya ingin bertahan dan bermain dengan serangan balik," katanya dilansir dari independent, Senin (28/9).
Menurut Guardiola ketika pemain merasa hari itu bermain buruk semestinya tetap menunjukkan ketenangan. Guardiola sudah berusaha meyakinkan mereka pada babak pertama bahwa mereka bermain bagus.
“Kami sangat ingin menyerang . kami gugup dan setelah kami memberikan tiga penalti. Dan ketika Anda melakukannya, Anda tidak bisa [menang],” ujarnya.