Senin 28 Sep 2020 23:50 WIB

Cegah Longsor, Tarakan Perketat Izin Pembangunan

Kawasan tanah longsor tersebut memiliki kemiringan lebih dari 30 derajat

[Ilustrasi] Warga menyaksikan rumah yang tertimbun material tanah longsor di Desa Bojongsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (8/11/2018).
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
[Ilustrasi] Warga menyaksikan rumah yang tertimbun material tanah longsor di Desa Bojongsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (8/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Tarakan, Provinsi KalimantanUtara (Kaltara) memperketat izin pembangunan. Kebijakan ini untuk menghindari terjadinya lagi bencana tanah longsor di daerah tersebut.

"Dan memang hujan semalam deras sekali, ini memang perlu penegasan lagi dari pemerintah untuk memberikan izin pembangunan," kata Wali Kota Tarakan, Khairul di Tarakan, Senin.

Ia menyampaikan hal ini terkait musibah tanah longsor yang terjadi pada Senin dini hari dan korban yang tewas berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan ada 11 orang.

"Kami mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas nama pribadi, keluarga, Pemkot Tarakan dan masyarakat Tarakan atas musibah yang terjadi pada hari ini pada beberapa titik dengan korban jiwa yang cukup banyak," kata Khairul.

Banyaknya korban yang meninggal dalam musibah tanah longsor itu, kata dia, merupakan korban terbanyak dari peristiwa longsor yang selama ini terjadi di Tarakan.

Ditambahkannya bahwa kawasan tanah longsor tersebut memiliki kemiringan lebih dari 30 derajat sehingga memang berbahaya.

Karena itu, kata dia, Pemkot Tarakanakan segera melakukan evaluasi dan pengawasan lebih ketat lagi.

"Mudahan bisa mengurangi potensi longsor dengan pengawasan lebih ketat dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kota supaya tidak terulang lagi. Karena ini, bukan hanya korban harta tapi ada korban jiwa," kata Wali Kota dan menambahkan musibah tanah longsor ini juga menimpa fasilitas publik di Tarakan.

Dalam kaitan tersebut, kata dia, selanjutnya dilakukan koordinasi antara BPBDdengan dinas terkait.

Bencana tanah longsor kali ini menimpa 42 kepala keluarga (KK), 11 orang meninggal dunia dan tiga korban berhasil diselamatkan atas nama Intan, Yacobus dan Emi.

Sedangkan korban yang meninggal dunia atas nama Piter Pati, Ana, Gonza, Ariel, Suroso, Partini, Wagimin, Elda, Yoseph Harianto, Davi Harianto dan Dava Harianto.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement