Selasa 29 Sep 2020 10:55 WIB

Investasi Dana Pensiun Meningkat Selama Pandemi

OJK mencatat investasi dana pensiun pada Juli mencapai Rp 282,74 triliun

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Dana pensiun (ilustrasi).
Foto: ist
Dana pensiun (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut investasi dana pensiun masa pandemi terus mengalami peningkatan. Pada Juli 2020 investasi dana pensiun tumbuh 3,33 persen senilai Rp 282,74 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya sebesar Rp 278,7 triliun pada Juni 2020 dan sebesar Rp 274,8 triliun pada Mei 2020.

Staf Ahli OJK Ryan Kiryanto mengatakan kinerja industri keuangan non-bank, investasi dana pensiun meningkat konsisten meskipun kenaikannya tidak besar. Pola peningkatan ini diharapkan terus berlanjut sampai akhir tahun ini, sehingga bisa menjadi modal yang baik pada era new normal.

Baca Juga

“Mayoritas dana pensiun bermain instrumen investasi fixed income yang lebih aman dan berisiko rendah. Namun mereka diperkirakan tidak bisa mengejar imbal hasil yang diinginkan ketika kondisi membaik. Misalnya, saat kupon obligasi dan nilai saham naik,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (29/9).

Dari sisi lain, menurut Ryan, tetap konsisten dengan strategi investasi jangka panjang karena liabilitas mereka juga jangka panjang. Jadi tidak perlu khawatir kondisi saat ini, situasi kemungkinan membaik.

“Artinya tetap mempertahankan portofolio yang lama,” ucapnya.

Demi mengejar imbal hasil, lanjut Ryan, investasi saham dan reksadana saham memang memungkinkan. Nantinya agar tidak jatuh, maka dana pensiun diharapkan memperhatikan manajemen risiko serta kewajiban membayar manfaat pensiun jatuh tempo.

“Yang terpenting adalah porsi dan arahan investasi yang lebih berhati-hati dalam menghadapi dinamika pasar. Semua untuk kepentingan pendiri dan peserta,” ucapnya.

Maka mayoritas jika memiliki dana baru, menurut Ryan, cenderung akan dialokasikan ke deposito, obligasi, daripada mengisi berkurangnya alokasi investasi saham dan reksadana. Sekadar ilustrasi imbal hasil, bisa mencontoh dari paket-paket penawaran investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Muamalat.

“DPLK menawarkan tiga paket pilihan investasi. Paket A 100 persen dana ke deposito, Paket B maksimal 80 persen ke sukuk dan paket C maksimal 80 persen ke saham dan reksadana,” ucapnya.

Jika dibandingkan dengan industri asuransi, menurut Ryan, sebagai perbandingan industri asuransi yang juga memiliki horison investasi jangka panjang seperti dana pensiun, mengocok ulang investasi mereka. Seperti  Allianz Indonesia dari segi investasi saham semester dua 2020 beralih ke sikap yang lebih konstruktif  jika dibandingkan semester satu 2020.

“Namun akan tetap berhati-hati dengan mengacu kepada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti PSBB kembali untuk kota Jakarta, serta tetap melihat peluang akan adanya perbaikan secara bertahap,” ucapnya.

Sedangkan obligasi, Allianz Indonesia optimis masalah pendanaan negara tahun ini sudah cukup. Setelah Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan mengumumkan skema pembagian beban dan inflasi dapat dikendalikan.

Sementara Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti menambahkan Allianz Indonesia telah mengantisipasi hasil investasi yang lebih baik pada 2021 dan fokus pada fase pemulihan.

“Kami mempertahankan pandangan positif pada instrumen pendapatan tetap, setidaknya hingga kuartal I 2021 dan akan meninjau ulang sesuai dengan kondisi ekonomi dan pasar,” ucapnya.

Dia menekankan masyarakat perlu melakukan investasi secara tepat, seorang investor harus memahami profil risikonya, memiliki target jangka panjang dan memilih portofolio yang terdiversifikasi. Diharapkan dapat mengkaji ulang portofolio aset yang dimiliki, pilih instrumen investasi berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi dan lakukanlah investasi secara berkala.

“Tidak ada satupun instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil tertinggi setiap tahunnya. Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik akan menambah nilai aset dan memberikan ketenangan pikiran,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement