REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY meminta masyarakat agar tidak panik terkait adanya potensi tsunami akibat gempa megathrust di selatan Jawa. Berdasarkan hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB), dikatakan ada potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Jawa.
"Tetap tenang, tidak panik, namun tetap waspada. Selalu memperhatikan info resmi dari BMKG melalui website dan kanal resmi media sosial," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG DIY, Agus Riyanto kepada melalui pesan teks, Selasa (29/9).
BMKG sendiri telah memasang alat deteksi atau sensor gempa dan tsunami. Agus menyebut, setidaknya ada 50 sensor yang dipasang dari DIY, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Sementara, khusus untuk DIY sendiri ada enam sensor yang sudah dipasang. Dari enam sensor ini, dua diantaranya sensor dengan kemampuan kecerdasan buatan yang diproses menggunakan superkomputer.
"50 sensor dari Jateng, DIY dan Jatim, intensity ada 11 lokasi. Dan WRSnG (Warning Receiver System New Generation) untuk diseminasi info ada 10 lokasi," ujar Agus.
Terkait hasil riset ITB, Agus mengatakan, memang ada potensi tsunami yang mencapai 20 meter di selatan Jawa. Namun, hasil riset ini bukan sebagai prediksi atau ramalan yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Menurutnya, hasil riset dari ITB tersebut dapat dipakai sebagai upaya dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat. "Padahal tidak demikian (sebagai prediksi akan terjadi tsunami dalam waktu dekat). Karena kapan, dimana dan berapa besar terjadinya tidak kita ketahui. Model potensi bencana hasil kajian para ahli bertujuan dipakai sebagai upaya literasi mitigasi bagi masyarakat," jelasnya.