Selasa 29 Sep 2020 20:01 WIB

Membongkar 10 Mitos Konsumsi Kedelai

Kedelai dan olahannya memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Kedelai
Kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Konsumsi kedelai dan olahannya memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh. Fakta ini membantah adanya sepuluh mitos yang berkembang di Indonesia maupun dunia terkait kedelai.

Hal ini mengemuka dalam seminar daring atau webinar bertemakan menebar kebaikan melalui tulisan pada Senin (21/9) lalu. ''Pada perkembangan saat ini banyak informasi hoaks seperti apakah kedelai menyebabkan penyakit atau baik bagi kesehatan,'' ujar pakar gizi yang merupakan Senior Lecturer on Nutrition Science, Head of Postgraduate Study, Program in Nutrition, Institut Pertanian Bogor (IPB), Rimbawan.

Baca Juga

Saat ini, ada 10 mitos di Indonesia bahkan di dunia yang berkembang. Kesepuluh mitos itu yakni kedelai bukan merupakan sumber protein yang baik, memicu kanker. Mitos selanjutnya, membuat pria berperilaku feminim, berpengaruh pada tingkat kesuburan.

Selain itu mitos makan kedelai berpengaruh pada kesehatan jantung dan tulang, menyebabkan jerawat, meningkatkan asam urat, menyebabkan alergi, berpengaruh pada daya ingat orang tua, dan berpengaruh pada gangguan menopause. Rimbawan merinci bahwa sepuluh mitos tersebut tidak benar keberadaannya.

Kandungan gizi lengkap

Rimbawan  mengatakan, kandungan gizi pada kedelai yang lengkap. Kedelai mengandung karbohidrat 9,9 gram, protein 16,6 gram, energi 173 kkal, serat 6 gram, dan lemak 9 gram. Hal ini didasarkan pada penghitungan kandungan gizi per 100 gram kedelai yang direbus.

''Kedelai sebagai pangan dengan kadar karbohidrat relatif rendah mempunyai indeks glikemik (GI) yang rendah,'' kata Rimbawan.

GI merupakan ukuran yang menunjukkan bagaimana suatu pangan dapat memengaruhi peningkatan kadar gula darah setelah makan.

Intinya, mengonsumsi kedelai dengan nilai GI rendah ungkap Rimbawan merupakan alternatif pilihan pangan bagi penyandang diabetes atau kontrol berat badan. Protein kedelai juga mengandung protein 36 hingga 45 persen berat keringnya dan jadi sumber protein yang kualitasnya baik, meskipun tidak setinggi kualitas protein hewani tapi tertinggi di tanaman.

Didasarkan penelitian kedelai juga mampu menurunkan kadar kolesterol. Kedelai pun kaya akan serat makanan baik serat larut maupun tidak larut.

Rimbawan mengatakan serat kedelai dapat difermentasi oleh bakteri kolon dan dapat membantu pembentukan short chain fatty Axis, yang dapat meningkatkan kesehatan usus dan mengurangi resiko kanker kolon.

Kedelai memiliki kandungan vitamin mineral seperti Molybdenum yang berfungsi sebagai kofaktor beberapa enzim penting.

Kaya antioksidan

Kedelai Rimbawan mengandung Isoflavones berperan sebagai antioksidan yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Mitosnya, senyawa Isoflavones bentuk molekul seperti estrogen yang hormon perempuan.

Alhasil, ada anggapan kalau laki-laki makan kedelai akan menjadi perempuan ke perempuanan. Padahal estrogen dari tanaman molekulnya berbeda, bahkan kadang-kadang sifatnya berbeda dengan estrogen.

Rimbawan menuturkan, karbohidrat serta protein kedelai adalah bagian dari diet kalori terkendali untuk kontrol berat badan dan membuat rasa kenyang lebih lama. Terkait lemak sehat, kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi merupakan kombinasi dari asam lemak esensial berpotensi untuk menurunkan risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol darah.

Mengkonsumsi kedelai juga rendah dari dampak alergi karena persentase kejadiannya rendah dibandingkan yang lain. Kedelai juga mampu menurunkan risiko kanker berdasarkan penelitian.

''Sebagian besar penelitian sifatnya observasi menunjukkan produk kedelai mengurangi resiko kanker payudara,'' kata Rimbawan.

Kedelai pun lanjut Rimbawan baik pada kesehatan tulang dapat menurunkan risiko osteoporosis pada wanita yang mengalami menopause. Asupan harian isoplavon sebanyak 135 mg selama 1 pekan setara 6,8 gram kedelai per hari mengurangi gejala menopause.

Bahkan ungkap Rimbawan, produk olahan bukan penyebab dari asam urat. Selanjutnya didasarkan riset menunjukkan konsumsi kedelai aman untuk laki-laki dan tidak ada efek karena laki-laki tetap subur. Berikutnya belum ada bukti kuat dan tidak ada hubungan dengan daya ingat pada daya ingat kalangan lanjut usia.

Konsumsi kedelai juga kata Rimbawan sifatnya positif bagi kulit dan tidak menyebabkan jerawat. Bahkan mampu menjaga kesehatan kulit.

Ketua Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Agung Laksamana mengatakan, informasi dan pesan yang baik jadi bagian gerakan Indonesia bicara baik yang digaungkan Perhumas. Salah satunya menebar kebaikan melalui tulisan seperti manfaat dari kedelai bagi kesehatan yang informasinya dapat berguna bagi warga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement