REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi merilis Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri ORI018 pada hari ini, Kamis (1/10). Penjualan instrumen investasi ini ditargetkan bisa menembus angka Rp 5 triliun.
Plt Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu, Deni Ridwan, optimistis target tersebut bisa tercapai melihat tingginya minat masyarakat berinvestasi melalui SBN. "Berdasarkan penjualan ORI017 serta SR013, perkembangan investornya luar biasa, kebanyakan milenial," kata Deni, Kamis (1/10).
Menurut Deni, ORI018 masih menarik meski kupon yang ditawarkan jauh lebih rendah dibandingkan SBN ritel yang sebelumnya diterbitkan. ORI018 saat ini ditawarkan dengan kupon 5,70 persen per tahun, lebih kecil dibandingkan ORI017 yang mencapai 6,4 persen per tahun.
Deni mengakui, tren penurunan suku bunga investasi pada tahun ini cukup berdampak terhadap penentuan kupon ORI018. Meski demikian, besaran imbal hasil instrumen ini masih lebih menarik dibandingkan deposito. Ditambah beban pajak ORI018 lebih kecil yaitu sebesar 15 persen, sedangkan pajak deposito mencapai 20 persen.
Deni mengatakan, SBN ritel termasuk ORI018 bisa menjadi pilihan yang tepat bagi investor pemula sebab berisiko rendah karena dijamin oleh negara. "Ini cocok untuk generasi pelajar yang mau coba-coba, setelah merasakan manisnya cuan, harapanya semakin bertambah pemain yang masuk ke instrumen agresif seperti saham," tutur Deni.
Deni optimistis, penyerapan ORI018 kali juga bisa melebihi target mengikuti dua SBN ritel sebelumnya. Untuk seri ORI017, penawaran yang dilakukan mencapai Rp 18,33 triliun. Sedangkan Sukuk Ritel seri SR013 penjualannya mencapai Rp 25,67 triliun.
Adapun masa penawaran ORI018 akan dilangsungkan mulai 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020. ORI018 dapat dibeli melalui 26 mitra distribusi yang terdiri dari perbankan, perusahaan efek serta platform fintech.