REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor menjadi salah satu tempat yang ditunjuk oleh pemerintah pusat menjadi tempat uji coba vaksin Covid-19. Tak hanya itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya juga mengaku, siap jika dirinya dibutuhkan untuk menjadi orang yang diuji coba vaksin Covid-19 di Kota Bogor nantinya.
“Saya siap dijadikan uji coba vaksin,” kata Bima usai melakukan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Ahad (4/10).
Meski mengaku siap seperti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang juga akan diuji coba vaksin Covid-19 di Bandung, Bima mengatakan, harus melakukan konsultasi terlebih dulu ke tim kesehatan. Sebab, Bima dulunya adalah pasien positif Covid-19 pada Maret lalu.
“Saya kan alumni (pasien Covid-19) ya, jadi saya harus minta konsultasi dulu ke tim kesehatan, ke dokter ahli. Apakah kalau alumni masih perlu vaksin, vaksinnya khusus atau tidak, saya nggak tau,” tuturnya.
Mengenai kesiapan pihak Puskesmas Tanah Sareal untuk dijadikan tempat uji coba vaksin Covid-19, Bima menjelaskan saat ini persiapan sudah matang. Mulai dari tenaga kesehatan, sistem alur, protokol kesehatan, hingga jalur darurat untuk pasien yang memiliki gejala atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Bima belum mengetahui informasi berapa banyak vaksin Covid-19 yang akan diuji coba di Kota Bogor. Hal tersebut akan dibahas pada pertemuan-pertemuan lanjutan bersama pemerintah pusat.
“Ada pemetaan mana saja yang akan diprioritaskan. Kemungkinan besar adalah dari tenaga kesehatan, kemudian pelayanan publik yang sangat rawan terpapar Covid-19,” ujar Bima.
Secara terpisah, Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengungkapkan, vaksinasi akan mulai dilakukan di Indonesia pada Desember mendatang. Vaksin tersebut akan didatangkan dari Rusia sebanyak 27 juta dosis pada Desember.
Lalu pada Juni akan ada vaksin sinofac dan biofarma sebanyak 100 juta dosis, dan dilanjutkan pada Desember 2021 akan ada 200 juta dosis vaksin lagi. "Untuk Desember akan digunakan kepada nakes terlebih dahulu dan masyarakat umum baru bisa divaksin pada Juni," ujar Tri.
Meski nanti akan ada vaksin Covid-19, Tri memgatakan kondisi Kota Bogor harus terlebih dahulu. Terutama klaster-klaster besar seperti rumah tangga, perkantoran dan imported case harus ditekan penyebarannya. Serta meningkatkan peraturan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.