REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Penyebaran Covid-19 di Irlandia telah mencapai fase pertumbuhan eksponensial. Otoritas kesehatan di sana mengatakan lonjakan rawat inap yang akan datang akan menciptakan tantangan signifikan bagi masyarakat.
Pemerintah Irlandia telah menolak mengikuti rekomendasi para pejabat kesehatan di National Public Health Emergency Team (NPHET) untuk menerapkan karantina yang lebih ketat. Peraturan yang diterapkan guna mengekang penyebaran Covid-19 hanya larangan makan di dalam restoran dan membatasi jumlah pengunjung ke rumah warga.
Namun hal tersebut tak berdampak signifikan. "Kami melihat posisi yang memburuk dengan cepat, kami melihat posisi yang sangat genting karena kita berada dalam fase pertumbuhan eksponensial," kata Philip Nolan, kepala grup pemodelan Covid-19 NPHET dalam jumpa pers pada Rabu (7/10).
Menurut dia, situasi tersebut harus menjadi perhatian bersama. "Kecuali ada penurunan yang sangat, sangat signifikan dalam tingkat penularan virus selama beberapa pekan mendatang, kita akan melihat jumlah kasus dan rawat inap yang akan menjadi tantangan sangat signifikan bagi kita sebagai masyarakat," ucapnya.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata kasus baru Covid-19 yang dilaporkan mencapai 493 kasus per hari. Menurut Nolan, angka itu dapat meningkat menjadi 1.100 dan 1.500 kasus per hari jika tingkat penularan tak dikurangi.
Menurut Chief Medical Officer Tony Holohan, total kasus kumulatif Irlandia selama 14 hari pada Rabu adalah 112,8 per 100 ribu orang. Itu merupakan tingkat infeksi tertinggi ke-15 di antara 31 negara Eropa yang dipantau oleh Pusat Pengendalian Penyakit Eropa.
Sejauh ini Irlandia telah melaporkan 39.584 kasus Covid-19. Sebanyak 1.816 pasien di sana meninggal akibat virus tersebut.