Kamis 08 Oct 2020 19:45 WIB

BKKBN Ikut Sosialisasi 3M Cegah Covid-19

Ketika keluarga dikuatkan, anak akan menjaga orang tuanya yang memiliki komorbid

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Warga melewati mural bertema Keluarga Berencana di Kampung Pucang Sawit, Solo Jawa Tengah, Senin (28/9/2020). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan pemberian layanan kontrasepsi jangka panjang terhadap 250 ribu ekseptor Keluarga Berencana (KB) di Indonesia, guna memaksimalkan pelayanan kontrasepsi yang sempat terhenti pada masa awal pandemi COVID-19
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Warga melewati mural bertema Keluarga Berencana di Kampung Pucang Sawit, Solo Jawa Tengah, Senin (28/9/2020). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan pemberian layanan kontrasepsi jangka panjang terhadap 250 ribu ekseptor Keluarga Berencana (KB) di Indonesia, guna memaksimalkan pelayanan kontrasepsi yang sempat terhenti pada masa awal pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ikut berupaya mencegah penularan virus Corona SARS-CoV2 (Covid-19). Salah satu caranya dengan memberdayakan pegawai dan kader BKKBN untuk melakukan sosialisasi protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan memakai masker, dan menjaga jarak.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengaku, pihaknya sangat memperhatikan masalah penularan Covid-19. "Karena itu, kami juga menugaskan pegawai kami bersama BNPB dan Satgas Penanganan Covid-19 supaya bisa ikut dalam gerakan pencegahan Covid-19," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema "Jaga Keluarga dengan 3M", Kamis (8/10).

Ia menyebutkan,  800 pegawai BKKBN di pusat, daerah 2 ribu, 25 ribu petugas di lapangan, 1,2 juta kader di desa bergerak melangkah sesuai yang dikomando Satgas Penanganan Covid-19 untuk menjangkau masyarakat yang belum terinformasikan pencegahan Covid-19, termasuk gerakan 3M. Bahkan, pihaknya telah menyelenggarakan event vlog yang isinya imbauan untuk mencegah penularan Covid-19 di bulan Maret lalu. Di lain pihak, ia menegaskan keluarga memiliki porsi dalam pencegahan Covid-19 ini. "Ketika kita ingin melakukan pendekatan pencegahan di tingkat hulu, sebenarnya keluarga memiliki peran sentral," ujarnya.

Keluarga menjadi tempat berkumpul masyarakat sehingga tak jarang penularan terjadi dan menjadi klaster keluarga. Ketika keluarga diintervensi dan dikuatkan,  anak-anak yang ada di dalam keluarga bisa ikut menjaga orang tuanya atau neneknya yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). "Insya Allah kita bisa sukses menjaga mortalitas orang-orang yang memiliki komorbid," katanya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement