Ahad 11 Oct 2020 20:56 WIB

Mengemas Perjalanan Noah Lewat Kisah Lara dan Bara

Perjalanan grup musik Noah selama delapan tahun dikemas dalam bentuk cerita.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Konser seni visual Noah Eightniversary: Perjalanan Tak Putus disiarkan di platform Vidio, Sabtu (10/10) petang.
Foto: Tangkapan layar situs Vidio
Konser seni visual Noah Eightniversary: Perjalanan Tak Putus disiarkan di platform Vidio, Sabtu (10/10) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan grup musik Noah selama delapan tahun dikemas manis dalam kisah cinta sepasang sejoli. Jatuh bangun romansa pasangan bernama Bara dan Lara merepresentasikan suka duka yang dialami Noah.

Alur cerita itu hadir di konser seni visual "Noah Eightniversary: Perjalanan Tak Putus" yang disiarkan secara live di platform Vidio, Sabtu (10/10) petang. Penonton bisa menyimak pertunjukan virtual ini via situs atau aplikasi Vidio.

Baca Juga

Konser bermula selepas pukul 20:00 WIB. Noah mengawali dengan "Kala Cinta Menggoda", lagu garapan ulang yang terlebih dahulu dipopulerkan Chrisye. Selain tampilan Noah sedang bermusik, layar juga menampilkan adegan Bara dan Lara.

Tokoh yang diperankan Jourdy Pranata dan Pamela Bowie itu mengenakan seragam SMU. Saling memandang, tapi tidak berdaya. Lirik lagu memang tentang insan yang tergoda cinta, meski masing-masing sudah ada yang punya.

Cinta rupanya menyatukan mereka seiring waktu. Delapan tahun berlalu, Bara memantapkan diri melamar Lara. Dia mengenang masa indah hubungan mereka, tatkala Noah melantunkan tembang "Kau Udara Bagiku".

"Delapan tahun lalu, aku ingat pertama kali bertemu. Kami duduk di kursi ini. Dan hari ini setelah melangkah delapan tahun lamanya, aku ingin dia tahu," ungkap Bara, kembali ke tempat dahulu dia berjumpa Lara.

Niat baik itu rupanya tak bersambut. Lara punya mimpi besar yang lain, sehingga dia merasa tidak siap melangkah ke jenjang lebih lanjut. Lagu "My Situation" yang dibawakan Noah sangat tepat menggambarkan hati yang tak bebas mencintai.

Deretan lagu lain selama satu jam konser virtual mewakili konflik tiap segmen. "Separuh Aku" dinyanyikan ketika kedua tokoh sadar tetap saling mencintai, juga "Wanitaku" saat Bara meyakinkan Lara untuk tetap bersama di sampingnya.

Penari profesional Josh Marcy dan Lisa Sulaiman hadir menampilkan tarian dan gerak teaterikal ketika Bara dan Lara berkutat dengan kecamuk perasaan mereka. "Suara Pikiranku", "Menunggu Pagi", dan "Membebaniku", mengiringi dengan pas.

Pada akhirnya, Bara menyadari Lara tak bisa ditahan, meski dengan cintanya. Mimpi itu terlalu besar, sehingga dia pun tak ragu melepaskan kekasihnya. Begitupun Lara yang lega setelah Bara memahami cita-cita yang ingin dia kejar.

Pada adegan penghabisan, ada Lara seorang diri di bandara, siap terbang ke tempat dia ingin menggapai cita-citanya. Dia merenungkan delapan tahun perjalanan bersama Bara, delapan yang menurutnya lebih dari sekadar angka.

Bentuk lengkungan angka delapan seolah perjalanan mendaki ke titik tertinggi, curam menukik ke titik terendah, lalu berputar kembali ke atas. "Delapan mengajarkan kita lingkaran hidup. Menguji, mendewasakan kita. Delapan tahun sudah," kata Lara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement