Kamis 15 Oct 2020 16:10 WIB

Empat Daerah di Jabar Terima Hibah Kemenparekraf

Hibah ini untuk memperkuaat ekonomi domestik karena ada dukungan fiskal untuk UMKM.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung beraktivitas di kawasan wisata Kampoeng Tulip di Jalan Pasir Pogor Raya, Ciwastra, Kota Bandung, Jawa Barat (ilustrasi). Empat daerah di Jawa Barat mendapat dana hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, salah satunya Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pengunjung beraktivitas di kawasan wisata Kampoeng Tulip di Jalan Pasir Pogor Raya, Ciwastra, Kota Bandung, Jawa Barat (ilustrasi). Empat daerah di Jawa Barat mendapat dana hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, salah satunya Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat masuk dalam kategori penerima hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) senilai Rp 277,4 miliar. Tujuan dari program itu memberikan stimulus untuk menggerakan perekonomian dan membantu pemerintah daerah menangani dampak pandemi Covid-19.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik, dari total anggaran hibah pemerintah pusat, ada empat daerah di Jawa Barat yang masuk kriteria sebagai penerima alokasi.

Baca Juga

Daerah tersebut adalah Kota Bandung dengan nilai sekitar Rp 100 miliar, Kota Bogor Rp 73 miliar, Kota Cirebon Rp 22 miliar, Kabupaten Bogor Rp 80 miliar. Informasi itu berdasarkan surat dari Menteri Keuangan bernomor S-244/MK.7/2020 ditandatangani Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Astera Primanto Bhakti tanggal 12 Oktober 2020.

"Total dana hibah untuk daerah di Jawa Barat sekitar Rp 277 miliar. Tentu kami berharap anggaran ini bisa digunakan secara maksimal. Semua penggunaannya akan diawasi," ujar Dedi, kepada wartawan, Kamis (15/10).

Secara prinsip, kata dia, kebijakan ini dilatarbelakangi banyak hal. Di antaranya, memastikan pendapatan dan peluang kerja tidak berpengaruh oleh pandemi. Dukungan ini berlaku kepada perusahaan terdampak khususnya UMKM, koperasi dan melindungi mata pencaharian pekerja di sektor informal. 

"Tujuannya, memperkuaat perekonomian domestik karena ada dukungan fiskal kepada perusahaan kecil juga. Secara langsung, ini pun membantu pemerintah daerah serta industri hotel dan restoran sekaligus mengingkatkan PAD," kata Dedi.

Namun, kata dia, untuk mendapatkan dana hibah itu, sesuai dengan aturan yang tertuang dalam surat yang sama tertulis bahwa tanggal penyaluran hibah terakhir adalah 23 Desember 2020 atau tanggal lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Surat Penetapan Pemberian Hibah ini menjadi dasar Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengalokasikan dana pada APBD untuk kegiatan pemulihan ekonomi sektor pariwisata. Paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerbitan surat ini.

Pemerintah daerah calon penerima hibah harap menyampaikan surat kesediaan atau penolakan mengikuti program hibah kepada Menteri Keuangan. Jika tidak, maka keikutsertaan Pemerintah Daerah dalam program hibah dibatalkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement