REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah menepis kemungkinan mengadakan pemilihan lebih awal. Dia mengatakan, pemilihan akan diadakan sesuai jadwal pada Juni 2023.
“Di negara maju mana di dunia pemilu pernah diadakan sebelum waktu yang ditentukan?” kata Erdogan saat berbicara pada upacara pembukaan tahun ajaran 2020-2021, dikutip dari hurriyetdailynews.
Erdogan menyatakan, tidak ada negara maju dan berkembang melakukan pemilu lebih cepat dari tanggal yang telah ditetapkan. "Turki bukanlah Turki lama. Di Turki baru, pemilu akan dilaksanakan pada tanggal yang ditetapkan, yaitu Juni 2023. Tidak ada pertanyaan untuk memajukannya,” katanya.
Masalah pemilihan lebih cepat digaungkan oleh oposisi utama pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kılıcdaroglu. Pada 9 Oktober, dia memanggil pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Devlet Bahceli, meminta pemilihan lebih awal karena Turki dinilai tidak dikelola dengan baik.
“Keselamatan negara ini terletak pada pemilihan awal secepatnya. Saya memberitahu ini kepada siapa? Saya sedang memberi tahu Tuan Bahceli. Jika Anda menyukai negara ini, katakan besok pagi bahwa 'Cukup sudah cukup,' dan jalankan Turki untuk pemilihan cepat," kata Kılıcdaroglu kepada penyiar KRT.
Bahceli dikenal sebagai politisi yang telah membuat beberapa seruan untuk pemilihan awal di masa lalu. Partainya telah bersekutu dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Bahceli, menyatakan, MHP bertekad untuk mengadakan pemilihan umum pada tanggal yang dijadwalkan pada Juni 2023.